Spanyol Longgarkan Lockdown, Ilmuwan Sebut Itu Terlalu Dini

Khawatir muncul penularan virus corona lebih besar

Madrid, IDN Times - Pemerintah Spanyol melonggarkan lockdown dengan mengizinkan sejumlah pekerja di sektor perindustrian dan konstruksi untuk kembali bekerja mulai Senin (13/4). Ini dilakukan setelah semua sektor yang dianggap tidak esensial bagi publik ditutup untuk mengurangi penyebaran virus corona selama dua minggu. 

Walau sudah ada kelonggaran tapi semua pertokoan dan bisnis, kecuali supermarket dan apotek, masih tetap dilarang beroperasi. Keputusan untuk memperbolehkan para pekerja untuk berkegiatan lagi diambil usai Spanyol melaporkan penambahan kasus positif virus corona harian terendah dalam tiga minggu terakhir.

1. Negara kedua dengan tingkat fatalitas tertinggi di Eropa

Spanyol Longgarkan Lockdown, Ilmuwan Sebut Itu Terlalu DiniPendeta Raul Garcia memimpin misa Pekan Suci di depan foto para jemaat gereja Nuestra Senora de La Paz saat wabah virus corona di Spanyol, pada 9 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Nacho Doce

Sampai saat ini, ada lebih dari 160.000 kasus COVID-19 di Spanyol. Dengan lebih dari 17.200 kematian, Spanyol menjadi negara kedua di Eropa yang melaporkan tingkat fatalitas tertinggi. Di dunia, negara tersebut menjadi yang ketiga setelah Amerika Serikat dan Italia. Pemerintah pun memberlakukan lockdown sejak pertengahan Maret lalu.

Akan tetapi, melambatnya tingkat infeksi dan kematian dalam beberapa hari terakhir membuat Madrid percaya diri bahwa pelonggaran terbatas tidak akan menimbulkan gelombang penularan berikutnya. "Pemerintah mempersiapkan skenario-skenario de-eskalasi baru," kata Menteri Kesehatan Salvador Illa, seperti dikutip Euractiv.

Baca Juga: Spanyol Lockdown, Pemain Ini Kabur dengan Tempuh Jarak 3.000 KM!

2. Pemerintah mengaku terus memantau para pekerja

Spanyol Longgarkan Lockdown, Ilmuwan Sebut Itu Terlalu DiniWarga melakukan "social distancing" saat menunggu masuk ke supermarket ketika pandemik virus corona di Madrid, Spanyol, pada 11 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Juan Medina

Sementara itu, bagi warga yang bisa bekerja dari rumah, pemerintah meminta mereka tetap melakukannya setidaknya hingga Mei nanti. Pemerintah juga mengaku terus memantau pelonggaran lockdown ini dengan memberikan imbauan bagi para pekerja untuk tetap menjaga jarak fisik.

Mengutip Sky News, Deputi Kepala Bagian Darurat Kesehatan Spanyol Maria Jose Sierra menambahkan bahwa "jika ada orang yang memperlihatkan gejala seringan apa pun, mereka harus menghubungi petugas kesehatan dan tetap melakukan isolasi mandiri". Maria juga mengungkap pemerintah berencana membagikan masker gratis di beberapa titik agar para pekerja tetap terlindungi.

3. Ilmuwan Spanyol mengingatkan pemerintah bahwa pelonggaran masih terlalu dini untuk dilakukan

Spanyol Longgarkan Lockdown, Ilmuwan Sebut Itu Terlalu DiniAnggota Perlindungan Sipil menyapa seorang gadis kecil yang berada di balkon di tengah penularan virus corona, di Ronda, selatan Spanyol, pada 3 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jon Nazca 

Meski demikian, dr Antoni Trilla dari Universitas Barcelona yang membantu pemerintah dalam proses tanggap darurat virus corona mengatakan lockdown semestinya tetap berlanjut. Ia khawatir pelonggaran dilakukan terlalu dini.

"Masuk akal untuk mencoba kembali ke situasi normal dalam semua aktivitas ekonomi, tapi ini harus dibarengi dengan sistem yang baik untuk mendeteksi dan mengisolasi serta merawat kasus baru yang terjadi," kata Trilla, seperti dikutip ABC News. Ia mengaku tak dilibatkan oleh pemerintah dalam pengambilan keputusan terbaru itu. 

Seorang virologis di sebuah lembaga sains Spanyol, Margarita del Val, melihat pelonggaran itu dilakukan secara "terburu-buru". Seperti Trilla, del Val mengingatkan pentingnya kebijakan untuk mengisolasi segala sumber yang potensial membawa dan menyebarkan virus. 

Maria sendiri tak melihat pelonggaran lockdown membawa ancaman. "Kami tak berpandangan bahwa langkah-langkah tersebut akan meningkatkan transmisi [virus]. Kami takkan mengadopsinya jika itu yang terjadi," tegasnya.

Baca Juga: Susul Italia, Spanyol Duduki Peringkat Kedua Kasus COVID-19 Terbanyak

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya