Universitas di Tokyo Sengaja Batasi Kuota Mahasiswi Ilmu Kedokteran

Perempuan dianggap merelakan profesi dokter demi berkeluarga

Tokyo, IDN Times - Jepang barangkali memang negara maju dari segi ekonomi dan teknologi. Namun, rupanya ini berbanding terbalik dengan sikap petinggi Universitas Ilmu Kedokteran Tokyo.

Meski dianggap sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Jepang, tapi menurut beberapa sumber yang dikutip Japan Times, universitas itu sengaja membatasi kuota penerimaan mahasiswa perempuan.

1. Mereka melakukannya dengan mengurangi poin dari hasil ujian masuk

Universitas di Tokyo Sengaja Batasi Kuota Mahasiswi Ilmu KedokteranJapan Times

Berdasarkan informasi dari sumber-sumber itu, pihak Universitas Ilmu Kedokteran Tokyo membatasi jumlah mahasiswi dengan cara mengurangi poin dari hasil ujian masuk milik setiap pendaftar perempuan. Kampus dikatakan ingin tetap menjaga rasio mahasiswi mereka pada angka 30 persen.

Lebih lanjut, ini bukan praktik baru, melainkan sudah mulai terjadi sekitar 2010 lalu. Berita ini sedang sangat menarik perhatian publik di Jepang sejak Kamis (2/8). Pihak kampus sendiri mengatakan akan melakukan investigasi terhadap tudingan ini.

Baca Juga: Gelombang Panas Jepang Tewaskan 65 Orang dalam Sepekan

2. Dokter perempuan dianggap cenderung mudah mengundurkan diri agar bisa berkeluarga

Universitas di Tokyo Sengaja Batasi Kuota Mahasiswi Ilmu Kedokteranunsplash.com/rawpixel

Sumber yang mengaku tahu masalah ini juga berkata kepada koran terbesar di Jepang, Yomiuri Shimbun, bahwa kesengajaan untuk membatasi jumlah mahasiswi Ilmu Kedokteran dilatar belakangi oleh keyakinan bahwa mereka takkan berprofesi jadi dokter setelah lulus.

Ini karena para mahasiswi dikatakan lebih memprioritaskan kehidupan berkeluarga. Pihak kampus disebut beranggapan ini membuat jumlah dokter bisa berkurang. "Banyak mahasiswi yang lulus akhirnya meninggalkan praktik kedokteran yang sebenarnya untuk melahirkan dan membesarkan anak," kata sumber itu.

3. Sejumlah dokter perempuan menyuarakan protes

Universitas di Tokyo Sengaja Batasi Kuota Mahasiswi Ilmu Kedokteranunsplash.com/Piron Guillaume

Koran Yomiuri Shimbun melaporkan bahwa sebelum 2010, ada 40 persen mahasiswa perempuan di universitas tersebut. Setelah 2010, jumlahnya menjadi sangat timpang. Mahasiswi Ilmu Kedokteran yang diterima di sana hanya mencapai 40 orang. Sementara itu, kampus menerima 141 mahasiswa di saat bersamaan.

Salah satu anggota Asosiasi Gabungan Pekerja Medis Profesional Jepang, Kyoko Tanebe, mengatakan praktik tersebut sangat mengecewakan. Ia juga meyakini Universitas Ilmu Kedokteran Tokyo bukan satu-satunya lembaga pendidikan yang melakukannya.

Seorang dokter perempuan, Ruriko Tsushima, mengutarakan sentimen senada. "Ini adalah bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang tidak bisa diterima sama sekali," ucapnya kepada Japan Times. "Ini tak seharusnya boleh terjadi di sebuah negara demokrasi yang sepantasnya menyediakan kesempatan pendidikan yang setara."

Baca Juga: Agar Tak Bocor ke Media, Tesla Suap Korban Diskriminasi

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya