Wajib Bayar Sewa Akomodasi, Ratusan Mahasiswa di Inggris Siap Protes

Di antaranya mahasiswa asing yang kehilangan pemasukan

London, IDN Times - Sebanyak ratusan mahasiswa di Inggris bersiap untuk melakukan protes karena kewajiban membayar biaya sewa akomodasi saat terjebak di tengah pandemik COVID-19. Mereka mengaku harus merogoh kocek sebesar ribuan poundsterling di tempat yang mereka terpaksa tinggali.

Seperti dilaporkan The Guardian, para mahasiswa tersebut mengeluh karena terperangkap di kampus-kampus yang hampir kosong dan fasilitas serta layanan sudah dihentikan. Yang lain mengaku tak sanggup membayar akomodasi karena kehilangan pekerjaan sehingga penghasilan yang biasanya disisihkan untuk biaya hidup pun lenyap.

1. Mahasiswa asing tidak bisa pulang kampung

Wajib Bayar Sewa Akomodasi, Ratusan Mahasiswa di Inggris Siap ProtesSeorang pria memakai masker pelindung dan sarung tangan di tengah pandemik COVID-19, di London, Inggris, pada 18 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/John Sibley

Diperkirakan ada 150 mahasiswa yang menandatangani kesepakatan untuk protes. Di antara mereka adalah mahasiswa-mahasiswa asing dari Pakistan, Jepang, Amerika Serikat dan Tiongkok. Mereka tidak bisa pulang karena beberapa alasan, mulai dari penghentian penerbangan oleh maskapai sampai larangan bepergian oleh pemerintah.

Situasi ini seperti jebakan menurut Jamsheed Cooper, seorang mahasiswa pascasarjana di Sussex University berusia 27 tahun, yang berasal dari Dubai. Ia terpaksa bertahan di fasilitas kampus untuk mahasiswa di mana ia harus membayar sewa Rp13 juta per bulan.

"Saya memutuskan menangguhkan sewa saya. Kita tak bisa pergi meski kita mau. Hampir semua layanan kampus benar-benar ditutup. Untuk apa kami membayar? Pekerja kebersihan saja bahkan tidak ada. Ini seperti kota hantu sekarang," ujar Cooper.

Baca Juga: Bicara Soal COVID-19, Pangeran William Dicemooh Netizen Inggris

2. Mahasiswa lain bergantung kepada tabungan yang ada

Wajib Bayar Sewa Akomodasi, Ratusan Mahasiswa di Inggris Siap ProtesPolisi memakai masker memerintahkan warga untuk meninggalkan New Street, Birmingham demi tekan penularan virus corona di Inggris pada 9 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carl Recine

Mahasiswa Sussex lainnya, George Grammer-Taylor, juga mengaku menangguhkan sewa karena ia telah kehilangan pekerjaan di sebuah bar dan kini bergantung kepada tabungannya untuk bertahan hidup. "Saya menolak membayar sebab ini rasanya seperti pemenjaraan paksa," kata mahasiswa 23 tahun itu.

"Tak ada yang bisa saya lakukan. Tak ada apa pun di kampus. Sepi. Banyak orang kesusahan. Saya hanya merasa tak ada bantuan bagi para mahasiswa ketika ini adalah waktu bagi pihak universitas untuk mendukung kami. Saya sangat kecewa," tambahnya.

3. Pihak kampus pun angkat bicara untuk menanggapi rencana protes

Wajib Bayar Sewa Akomodasi, Ratusan Mahasiswa di Inggris Siap ProtesSeorang pria berjalan di Jembatan Westminster yang sepi akibat adanya penularan virus corona di London, Inggris, pada 3 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay

Juru bicara Sussex University mengatakan pada Maret lalu bahwa bagi mahasiswa yang tak lagi berada di kampus, mereka tak perlu membayar biaya sewa akomodasi. Akibatnya, sejauh ini kampus kehilangan pemasukan sebesar Rp97 miliar.

Sekitar seperlima mahasiswa masih tinggal meski perkuliahan sudah berlangsung online. Kampus membantah tuduhan tidak peduli kepada mereka.

"Menyediakan berbagai layanan yang dibutuhkan para mahasiswa agar mereka tetap bisa hidup di kampus dan mendukung kesejahteraan pada masa sulit ini telah, dan akan terus, menjadi prioritas kami," tutur juru bicara universitas yang menyebut layanan keamanan tersedia 24 jam dan supermarket, kebersihan serta katering masih berjalan.

Kasus virus corona jenis baru (COVID-19) di Inggris terus bertambah. Per Rabu (15/4), Inggris melaporkan sebanyak 99.483 kasus COVID-19 dan 12.894 kematian.

Baca Juga: [UPDATE] Angka Kematian di Inggris Akibat COVID-19 Tembus 10.000

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya