RSF Serang Port Sudan untuk Pertama Kalinya Sejak Dua Tahun Konflik

Jakarta, IDN Times - Militer Sudan melaporkan bahwa pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) menyerang pangkalan udara militer dan fasilitas lainnya di sekitar bandara Port Sudan pada Minggu (4/5/2025). Ini adalah serangan RSF pertama yang mencapai kota tersebut sejak konflik di negara itu meletus 2 tahun lalu.
Juru bicara militer Sudan, Nabil Abdullah, mengatakan bahwa RSF menargetkan Pangkalan Udara Osman Digna, gudang barang dan beberapa fasilitas sipil dengan drone bunuh diri. Tidak ada laporan mengenai korban luka maupun jiwa, namun serangan tersebut menyebabkan beberapa kerusakan.
Sementara itu, RSF belum memberikan komentar mengenai serangan itu.
1. Seluruh penerbangan ditangguhkan
Hiba Morgan dari Al Jazeera mengatakan bahwa bandara sipil dan militer di Port Sudan terletak di area yang sama.
“Ada bagian bandara yang diperuntukkan bagi penerbangan sipil, namun penerbangan militer juga mendarat di bandara yang sama," ujar Morgan, menambahkan bahwa sasaran pasti dari serangan tersebut belum jelas.
Sumber pemerintah menyatakan bahwa seluruh penerbangan ke dan dari Port Sudan telah ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Menurut data navigasi dari Flightradar24, sebuah pesawat penumpang Sudan dialihkan ke Jeddah, Arab Saudi, karena tidak dapat mendarat di bandara Port Sudan,
“Kami sedang dalam perjalanan menuju pesawat ketika kami segera dievakuasi dan dibawa keluar dari terminal,” kata seorang turis di bandara.
2. Port Sudan sempat dianggap sebagai tempat teraman di Sudan
Sebelum serangan ini, Port Sudan terhindar dari pengeboman dan dianggap sebagai salah satu tempat teraman di negara tersebut. Setelah militer Sudan kehilangan kendali atas ibu kota Khartoum pada awal perang, Port Sudan menjadi markas de facto bagi pemerintahan militer yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.
Badan-badan PBB juga memindahkan kantor dan staf mereka ke kota pesisir tersebut, begitu juga dengan ratusan ribu warga sipil yang terdampak perang.
Dalam beberapa bulan terakhir, militer Sudan berhasil merebut kembali sejumlah wilayah dari RSF, termasuk mengambil alih atas istana kepresidenan di Khartoum pada Maret 2025. Sementara itu, RSF masih menguasai sejumlah wilayah di Omdurman dan telah mengkonsolidasikan posisinya di Sudan barat.
Kelompok paramiliter itu juga perlahan kembali mendekati Khartoum. Pada Kamis (1/5/2025), mereka menembaki istana kepresidenan dalam serangan kedua ke ibu kota dalam waktu kurang dari sepekan.
3. Sebanyak 150 ribu orang tewas akibat konflik Sudan
Dilansir dari BBC, Sudan terjerumus ke dalam konflik pada April 2023 akibat perebutan kekuasaan antara militer dan RSF. Sedikitnya 150 ribu orang diperkirakan tewas dalam konflik ini, dan sekitar 12 juta lainnya terpaksa mengungsi rumah mereka.
PBB menggambarkan situasi di Sudan sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia. Lebih dari 30 juta orang dilaporkan membutuhkan bantuan dan jutaan lainnya menghadapi kekurangan pangan yang akut dan bencana kelaparan.
Perang ini juga telah membagi negara itu menjadi dua, dengan militer menguasai wilayah utara dan timur, sementara RSF mengontrol sebagian besar Darfur dan beberapa bagian selatan.