Rusia Ancam Blokir WhatsApp usai Masuk Daftar Software Negara Musuh

- Rusia mengancam pembatasan WhatsApp di negaranya
- Telegram berencana membuka kantor representatif di Rusia
- Rusia mengembangkan aplikasi pesan singkat nasional bernama Max sebagai pengganti WhatsApp
Jakarta, IDN Times - Anggota Parlemen Rusia, Antony Gorelkin mengklaim bahwa WhatsApp harus bersiap keluar dari pasar Rusia. Hal itu menyusul rencana masuknya WhatsApp dalam daftar perangkat lunak atau software negara musuh.
Pada Maret 2022, Rusia sudah menetapkan Meta atau induk organisasi WhatsApp, Facebook, dan Instagram sebagai organisasi ekstremis di negaranya menyusul pecahnya perang di Ukraina. Tak hanya Meta, Rusia juga menetapkan sanksi kepada beberapa perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), seperti Google, Apple, hingga Wikipedia.
1. Tidak memungkiri kabar pembatasan WhatsApp di Rusia

Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan, tidak memungkiri terkait ancaman pembatasan penggunaan WhatsApp di Rusia.
“Berdasarkan jumlah penggunanya, WhatsApp adalah salah satu layanan pesan singkat yang paling populer. Ini sama seperti beberapa layanan pesan terkenal lainnya. Namun, terdapat hukum di Federasi Rusia yang harus dipatuhi,” ungkapnya pada Jumat (18/7/2025), dikutip Novaya Gazeta.
Tak hanya WhatsApp, Gorelkin juga menggarisbawahi terkait pembatasan kepada Telegram. Namun, ia menyebut Telegram masih dapat menghindari masuk dalam daftar software musuh apabila bersedia menurut hukum di Rusia.
2. Telegram berniat buka kembali kantor di Rusia

Pada Kamis (17/7/2025), Telegram mengungkapkan rencana untuk membuka kantor representatif di Rusia. Langkah ini mengikuti aturan di Rusia yang mengharuskan perusahaan teknologi membuka kantor fisik di negaranya.
Menurut keterangan media lokal, Badan Pengawas Teknologi Rusia (Roskomnadzor) sudah menyetujui registrasi pembukaan kantor perwakilan Telegram Messenger Inc di Rusia. Namun, tidak diketahui secara pasti kapan pendaftaran itu dilakukan, dilansir The Moscow Times.
Selain itu, mulai September, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah mengharuskan seluruh perangkat elektronik di Rusia dijual dengan instalasi aplikasi pesan singkat nasional. Aplikasi bernama Max tersebut diketahui dikembangkan oleh VK.
3. Rusia kembangkan aplikasi pesan singkat nasional

Pada awal Juni, Parlemen Rusia sudah menyetujui pengembangan aplikasi pesan instan Max untuk menggantikan pesan singkat WhatsApp. Aplikasi tersebut disebut akan dilengkapi dengan fitur pesan singkat dan pembayaran online.
Sejak 1990-an, otoritas Rusia sudah membangun sebuah infrastruktur hukum dalam membangun kedaulatan internetnya sendiri. Mereka pun melakukan kontrol ketat terhadap perusahaan teknologi untuk menyesuaikan dengan hukum di Rusia.
Pada 2011, pemerintah sudah membuat Gosuslugi, sebuah portal layanan pemerintahan secara online yang digunakan lebih dari 100 juta warga Rusia setiap harinya. Portal itu juga mempermudah layanan birokrasi di Rusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Gosuslugi sudah terintegrasi dengan layanan VK. Kini, pemerintah juga berniat mengintegrasikan Gosuslugi dengan pengembangan aplikasi Max.