Melansir dari The Guardian, Memorial sejak 2014 telah ditetapkan sebagai agen asing, termasuk organisasi pertama yang masuk dalam daftar. Sejak itu pembela hak sipil ini telah didenda sebanyak 21 kali atas tuduhan melanggar undang-undang agen asing. Dari perhitungan pada 2020 menunjukkan total denda mencapai lebih dari 4,2 juta rubel Rusia (Rp835 juta).
Selain menghadapi denda, kantor Memorial di seluruh Rusia telah diserang dalam berbagai kesempatan dan menghadapi penggerebekan polisi.
Memorial pada 2014 juga menghadapi ancaman penutupan oleh jaksa. Menurut Kementerian Kehakiman, organisasi yang berafiliasi dengan Memorial di wilayah Komi, yang berada di utara Rusia, telah dibubarkan secara hukum pada 2019.
Memorial telah menentang undang-undang agen asing, menganggap aturan tersebut hanya akan menyulitkan organisasi independen. Menurut Kremlin, undang-undang ini untuk membantu pihak berwenang mengawasi lembaga swadaya masyarakat (LSM), media, dan organisasi lainnya terkait penerimaan dana dari pihak asing untuk terlibat dalam aktivitas politik.
Awal pekan ini, Rusia menetapkan kelompok utama yang membela hak-hak LGBTQ dan beberapa pengacara yang dekat dengan oposisi sebagai agen asing, dikutip dari The Moscow Times.
Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Nobel Perdamaian yang diperoleh jurnalis Rusia, Dmitry Muratov tidak akan membuatnya bebas dari label agen asing jika terbukti melanggar hukum.