Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seseorang yang membawa bendera pelangi. (pexels.com/@brett-sayles)

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Moskow, pada Senin (19/5/2025), menjatuhkan sanksi kepada Apple atas pelanggaran hukum propaganda LGBTQ. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) disebut ikut terlibat dalam penyebaran hubungan non-tradisional. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia terus memperluas larangan promosi LGBTQ di negaranya. Pada November 2023, Mahkamah Agung (MA) Rusia bahkan sudah menetapkan organisasi LGBTQ internasional sebagai kelompok ekstremis. 

Bukan LGBTQ, Rusia juga menetapkan denda kepada sejumlah perusahaan teknologi Barat terkait penyebaran berita perang Ukraina. 

1. Apple disebut sebarkan film LGBTQ secara online

Pengadilan Distrik Tagansky mengharuskan Apple membayar denda sebesar 7,5 juta ruble (Rp1,5 miliar) atas tiga pelanggaran terpisah sesuai Pasal 3 Ayat 6.21 dalam Hukum Propaganda LGBTQ di Rusia. 

Melansir Tass, pengadilan sudah mengajukan dakwaan kepada Apple Distribution International Ltd. terkait dengan pelanggaran distribusi film yang mengandung unsur LGBTQ secara online di Rusia. 

Walau Apple belum merespons sanksi ini, mereka meminta agar proses dengar pendapat dalam persidangan secara tertutup. Alhasil, tidak diketahui secara pasti akar permasalahan dalam kasus ini. 

2. Otoritas Rusia geledah penerbit karena publikasikan buku LGBTQ

Acara Pride di Strasbourg, Prancis. (unsplash.com/mxrgo)

Pekan lalu, aparat keamanan Rusia melakukan penggeledahan di kantor penerbit buku terbesar di Rusia, Eksmo Publishing House. Sejumlah pekerja bahkan ditangkap atas dugaan penyebaran propaganda LGBTQ dan terlibat dalam kelompok ekstremis. 

"Sebanyak 11 pekerja di Eksmo Publishing House ditangkap. Sebanyak tiga di antaranya sudah didakwa atas penyebaran propaganda LGBTQ dan terlibat dalam aktivitas ekstremis," ungkap Pengacara dari Perviy Otdel, Maxim Olenichev. 

Beberapa yang ditangkap termasuk manajer senior Eksmo, serta sejumlah staf di bagian pengiriman dan keuangan. Sedangkan dua orang lainnya diketahui sudah tidak bekerja di Eksmo ketika ditangkap oleh aparat kepolisian. 

Menyusul penggeledahan ini, Eksmo sudah mendaftar 50 buku yang dilarang oleh otoritas Rusia karena melanggar hukum propaganda LGBTQ dan mengirimkannya kepada seluruh rekan bisnisnya. 

3. Rusia ungkap nama aktivis LGBTQ untuk pertama kalinya

ilustrasi bendera LGBTQ+ (pexels.com/@karolina-grabowska)

Pada April, Kementerian Hukum Rusia mengidentifikasi seseorang sebagai anggota gerakan LGBTQ internasional untuk pertama kalinya. Seorang yang dimasukkan dalam aktivits LGBTQ tersebut adalah jurnalis, Vadim Vaganov. 

"Kementerian Hukum Rusia untuk pertama kalinya menyebut nama seseorang sebagai aktivis gerakan LGBT di Rusia. Ia pun sudah didakwa sebagai agen asing karena tergabung dalam gerakan LGBT internasional," tutur kelompok hukum, Perviy Otdel, dikutip The Moscow Times

Sementara itu, Vaganov terancam mendapat hukuman maksimal 6 tahun penjara akibat terlibat dalam organisasi ekstremis di Rusia. 

Vaganov selama ini dikenal sebagai akivis pembela hak-hak LGBTQ di Rusia. Ia sempat ikut dalam pencalokan pejabat daerah dari Partai Yabloko dan sekarang bekerja di media Parni Plyus. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama