Rusia Permudah Kewarganegaraan bagi Warga Wilayah Pecahan Georgia

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin mempermudah proses mendapatkan status kewarganegaraan Rusia kepada warga wilayah pecahan Georgia, yakni Abkhazia dan Ossetia Selatan.
Pada awal Mei, Rusia sudah membuka kembali rute penerbangan langsung dari Moskow ke Sukhumi, Abkhazia. Sementara itu, operasional Bandara Sukhumi di Abkhazia oleh Rusia ini dilakukan pertama kalinya setelah 33 tahun lamanya.
Pembukaan penerbangan di Abkhazia ini menimbulkan kecaman dari Uni Eropa (UE) dan Georgia. Keduanya menyebut Moskow melanggar kedaulatan Georgia lantaran tidak mendiskusikan pembukaan ini kepada Tbilisi.
1. Tidak membutuhkan syarat khusus untuk memperoleh paspor Rusia
Dekrit ini disahkan oleh Putin pada Sabtu (17/5/2025), setelah ada persetujuan antara Parlemen Abkhazia dan Ossetia Selatan dengan Parlemen Rusia terkait status kewarganegaraan ganda.
Melansir Jam News, kebijakan baru ini memperbolehkan warga Abkhazia dan Ossetia Selatan yang sudah berusia 18 tahun mendaftar warga negara Rusia tanpa memenuhi tiga persyaratan utama, seperti menetap 5 tahun di Rusia, bepergian ke Rusia, dan menguasai bahasa, sejarah, serta hukum Rusia.
Sementara itu, bagi warga Abkhazia dan Ossetia Selatan, langkah ini merupakan terobosan dan keuntungan tersendiri karena paspor kedua wilayah pecahan Georgia itu tidak diakui di mana pun, kecuali di Rusia.
Tak hanya dapat bepergian ke luar negeri, dengan status warga negara Rusia, warga kedua wilayah tersebut dapat mengakses bantuan sosial dan dukungan finansial yang ditawarkan pemerintah Rusia.
2. Rusia tetapkan hukuman penjara kepada warga Georgia yang bantu Ukraina

Pengadilan Rusia menetapkan hukuman penjara selama 14 tahun kepada seorang warga negara Georgia bernama Tornika Goguadze secada in absentia. Ia disebut telah berpartisipasi dalam operasi di Ukraina sebagai tentara bayaran.
"Pengadilan Rusia menemukan bahwa Goguadze tiba di teritori Ukraina dan bergabung dengan kelompok paramiliter sebagai seorang tentara bayaran, terlibat dalam latihan militer dan ikut melawan pasukan Rusia di Donetsk dan Luhansk," tuturnya, dikutip Civil.
Komite Investigasi Rusia menyebut, Goguadze mendapatkan bayaran bulanan untuk membantu tentara Ukraina dalam melawan invasi skala besar Rusia.
Sebelumnya, Rusia sudah menjatuhkan vonis hukuman kepada dua warga Georgia bernama Giorgi Goglidze dan Gela Beglarashvili. Keduanya mendapatkan hukuman 9 tahun dan 14 tahun penjara atas tuduhan menjadi tentara bayaran.
3. Rusia-Abkhazia setuju buka sekolah di pangkalan militer

Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Andrei Belousov, dan Menteri Pertahanan, Abkhazia Vladimir Anua, menyetujui pembangunan sekolah umum di dalam pangkalan militer Rusia di Abkhazia.
"Abkhazia adalah sekutu utama dan paling kami percaya di Kaukasus Selatan. Dalam perjanjian aliansi dan kerja sama strategis, kami setuju membentuk sebuah ruang pertahanan bersama," ungkap Belousov, dilansir Georgia Today.
Ia menambahkan, keberadaan militer Rusia di Abkhazia sangatlah penting. Pangkalan militer tersebut yang memastikan keamanan regional di Kaukasus Selatan dan mendukung militer Abkhazia.
Sementara, Anua mengapresiasi kontribusi Rusia dalam memperkuat kapabilitas pertahanan di wilayahnya.