Ilustrasi orang yang memberikan komentar di situs berita. (Unsplash.com/
Melansir dari Evening Standard, beberapa media yang dilaporkan termasuk komentar beritanya disusupi adalah Daily Mail, Daily Express, The Times, Fox News, dan The Washington Post. Hasil penelusuran tim peneliti di Cardiff menemukan hampir 250 komentar mengandung sentimen pro-Kremlin atau anti-Barat. Dalam komentar yang ditemui berisi hal-hal yang terkait Rusia, seperti perselisihan dengan Ukraina terkait Krimea.
Merespons kabar tersebut Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, menyampaikan laporan itu menunjukkan ancaman Rusia terhadap Inggris, dia menyampaikam akan bekerja sama dengan sekutu internasional untuk melawan manipulasi opini yang dilakukan Rusia.
Dalam mempengaruhi opini melalui berita komentar diunggah tak lama setelah berita rilis agar menerima jumlah tanggapan dari pembaca lain untuk menyukai dan tidak menyukai. Komentar itu kemudian secara selektif dipilih untuk dijadikan artikel di media Rusia, yang menjadi gambaran tidak bagus mengenai pihak Barat.
Kemudian artikel itu akan diperkuat opininya melalui media sosial, serta di situs web lainnya dengan rekam jejak penyebaran disinformasi dan propaganda, beberapa dengan tautan ke badan intelijen Rusia.