Program ini adalah bagian dari proses Rusifikasi di area okupansi di Ukraina dalam konflik bersenjata sejak Februari lalu. Kebijakan ini didesain untuk menolak sejarah, negara, bahkan Bahasa Ukraina yang diajarkan dalam kurikulum sekolah.
Pada 28 Juni lalu, Menteri Pendidikan Rusia, Sergei Kravstov, bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Dia mengatakan bahwa pendidikan anak-anak adalah strategi utama dalam pembenahan pendidikan di Ukraina.
Namun, usaha Kremlin tidak terpaku pada sekolah saja, tapi mereka sudah memblokir akses jaringan ponsel dan media di area kekuasaannya. Rusia juga mengumandangkan propaganda terkait denazifikasi di negara Eropa Timur tersebut, termasuk mengganti seluruh tanda jalan dengan versi Rusia.
Dilaporkan The Hill, Putin juga sudah meresmikan dekrit untuk mempercepat proses kewarganegaraan Rusia dan pemberian paspor bagi warga Ukraina. Selain itu, ia sudah mengesahkan mata uang rubel di area yang diduduki Rusia.
Rusia juga akan menerapkan sistem filtrasi, yang memaksa deportasi sebanyak 2 juta warga Ukraina di area kekuasaan Rusia. Sebagai bagian proses filtrasi, warga Ukraina akan dipaksa menandatangani kesepakatan hukum agar tidak kembali ke Ukraina.