Bendera Ukraina. (Unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)
Dilansir Associated Press, Kallas menanggapi tindakan Rusia dengan mengatakan bahwa negaranya akan terus memberikan dukungan untuk Ukraina, yang sedang diserang Rusia. Dia merupakan salah satu pemimpin Eropa yang gigih menganjurkan peningkatan bantuan militer untuk Ukraina dan sanksi yang lebih kuat terhadap Rusia.
“Rusia mungkin percaya bahwa mengeluarkan surat perintah penangkapan fiktif akan membungkam Estonia. Saya menolak untuk dibungkam, saya akan terus secara vokal mendukung Ukraina dan mengadvokasi penguatan pertahanan Eropa," katanya.
“Estonia dan saya tetap teguh pada kebijakan kami, mendukung Ukraina, memperkuat pertahanan Eropa, dan melawan propaganda Rusia. Ini sangat menyentuh hati saya. Nenek dan ibu saya pernah dideportasi ke Siberia, dan KGB yang mengeluarkan surat perintah penangkapan palsu tersebut," kata Kallas, merujuk pada sejarah keluarganya dalam menghadapi penindasan Uni Soviet.
Selain Kallas, Kementerian Dalam Negeri Rusia juga memasukkan Menteri Luar Negeri Estonia Taimar Peterkop dan Menteri Kebudayaan Lituania Simonas Kairys dalam daftar tersebut. Sejumlah pejabat dan anggota parlemen dari Latvia, Lithuania, dan Polandia juga masuk dalam daftar.
“Ini tentu saja merupakan semacam imbalan bagi orang-orang yang mendukung Ukraina dan mendukung perjuangan kebaikan melawan kejahatan,” kata Menteri Luar Negeri Lituania Gabrielius Landsbergis, menambahkan bahwa mereka yang masuk dalam daftar harus berhati-hati saat bepergian ke negara ketiga di masa depan.