Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, Maria Zakharova, memperingatkan potensi rusaknya hubungan diplomatik dengan Armenia. Ia mendesak Yerevan untuk segera berdialog dalam rangka memperbaiki relasi kedua negara. 

Dalam sepekan terakhir, hubungan kedua terus menegang di tengah pernyataan Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan soal potensi keluar dari aliansi CSTO. Ia pun mendesak agar pasukan penjaga perbatasan Rusia di Bandara Internasional Zvarnots segera ditarik. 

1. Zakharova ingatkan ancaman keamanan dan ekonomi Armenia

Zakharova menyatakan, pemerintah Armenia terus mengungkit pernyataan yang bisa merusak hubungan dengan Rusia.  

"Inisiatif untuk menarik pasukan Rusia adalah langkah yang tidak bersahabat. Selama berthaun-tahun pasukan Armenia dan Rusia saling membantu dalam menjaga perbatasan dan keamanan di Armenia," terangnya pada Rabu (13/3/2024), dikutip RFE/RL.

"Kami juga menganggap pernyataan ofensif pemerintah Armenia terhadap aliansi CSTO, sebagai ketidakinginan untuk berdialog dengan Rusia dan negara-negara pecahan Uni Soviet yang tergabung dalam aliansi," sambungnya. 

Ia memperingatkan bahwa sikap Yerevan saat ini dapat berdampak serius terhadap kedaulatan, keamanan, dan pembangunan ekonomi negaranya. 

2. Warga Armenia anggap Rusia sebagai ancaman

ilustrasi bendera Armenia (unsplash.com/@edgar_t)

Berdasarkan survei terbaru dari International Republican Institute (IRI) menemukan bahwa sebanyak 40 persen warga Armenia memandang Rusia sebagai ancaman politik bagi negaranya. Angka itu berada satu tingkat di bawah Azerbaijan dan Turki. 

Laporan ini menunjukkan terdapat penurunan drastis kepercayaan masyarakat Armenia terhadap Rusia. Pada 2018, tingkat kepercayaan terhadap Moskow mencapai 87 persen, sedangkan pada 2023, hasilnya menurun drastis hanya sebesar 31 persen. 

Dilansir OC Media, sebanyak 61 persen warga Armenia menganggap Prancis adalah rekan penting negaranya. Tingkat kepercayaan ini diikuti oleh Amerika Serikat (AS) sebesar 56 persen dan Iran yang mencapai 47 persen. 

Tak hanya sebagai ancaman politik, survei tersebut menunjukkan bahwa warga Armenia memandang Turki, Rusia, dan Azerbaijan sebagai ancaman ekonomi bagi negaranya. 

3. Parlemen Eropa buka kemungkinan Armenia gabung Uni Eropa

bendera Uni Eropa (unsplash.com/christianlue)

Parlemen Eropa sudah mengajukan proposal dalam melihat kemungkinan Armenia bergabung dengan Uni Eropa (UE). Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas anggota parlemen menyetujui adopsi resolusi bergabungnya negara Kaukasus Selatan tersebut. 

Dalam proposal tersebut, anggota parlemen juga menyetujui kemungkinan memberikan status kandidasi Armenia sebagai calon anggota blok UE. 

"Jika Armenia tertarik mendaftar untuk status kandidat dan melanjutkan langkah untuk mengonsolidasi demokrasinya, ini harus ditetapkan tahapan dalam fase transformasi hubungan UE-Armenia," ungkapnya, dikutip News AM.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Armenia Ararat Mirziyoyan mengungkapkan keinginan negaranya bergabung dengan UE. Namun, ia tidak menjelaskan secara detail terkait kemungkinan tersebut. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm