Dokter AS yang Ada di Garda Terdepan Rawat Pasien COVID-19 Bunuh Diri

dr. Lorna Breen juga sempat terpapar COVID-19

Jakarta, IDN Times - Nasib tragis para petugas medis yang merawat pasien COVID-19 juga terjadi di Amerika Serikat, episentrum baru penyakit tersebut. Seorang dokter di wilayah Manhattan dan kerap mengurus pasien COVID-19 di ruang gawat darurat meninggal karena bunuh diri. 

dr. Lorna Breen diketahui mengakhiri hidupnya pada Minggu (26/4). Stasiun berita BBC, Selasa (28/4) melaporkan perempuan yang sehari-harinya menjabat sebagai direktur medis Departemen Gawat Darurat di RS New York-Presbyterian Allen Manhattan meninggal karena menembak dirinya sendiri. 

Berita itu memukul keluarga Breen termasuk sang ayah Dr. Philip Breen. Ia sangat sedih putrinya bunuh diri di tengah upayanya memulihkan pasien COVID-19. 

"Dia hanya melakukan pekerjaannya dan kini pekerjaannya itu membunuhnya," ungkap Breen kepada harian New York Times

Apakah ini berarti selain rentan tertular COVID-19, petugas medis juga rawan mengalami stress dalam bekerja?

1. Orang tua Lorna Breen mengatakan putrinya tak memiliki riwayat penyakit kejiwaan

Dokter AS yang Ada di Garda Terdepan Rawat Pasien COVID-19 Bunuh DiriIlustrasi bunuh diri (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut keterangan sang ayah, Philip yang juga dokter, putrinya tidak memiliki riwayat penyakit kejiwaan sebelumnya. Lorna diketahui meninggal di Charlottesville, Virginia, rumah yang dihuni bersama keluarganya. 

Sebelum meninggal, Lorna sempat jatuh sakit dan terpapar COVID-19. Namun, 1,5 pekan usai pulih, Lorna memutuskan kembali bekerja. 

Philip mengatakan ketika rumah sakit melihat Lorna kembali bekerja, mereka meminta putrinya itu untuk pulang. Philip akhirnya membawanya pulang ke Virginia. 

Lorna juga sempat berkisah bagaimana sekaratnya pasien COVID-19. Bahkan, mereka terlihat begitu kesakitan sebelum dipindahkan dari mobil ambulans ke gawat darurat. 

"Dia benar-benar bekerja di garis terdepan," tutur Philip mengenang putrinya itu. 

Baca Juga: Begini Isi Curhat Dokter Michael Sebelum Meninggal Akibat COVID-19

2. Keluarga mengenang Lorna Breen sebagai pahlawan kemanusiaan

Dokter AS yang Ada di Garda Terdepan Rawat Pasien COVID-19 Bunuh DiriIlustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, usai ditinggal sang putri, Philip dan keluarga masih sangat bersedih. Ia meminta agar putrinya dikenang sebagai seorang pahlawan karena ikut berada di garda terdepan memulihkan pasien COVID-19. 

"Tolong pastikan dia dipuji sebagai seorang pahlawan. Dia hanya korban sama seperti orang-orang lainnya," tutur Philip. 

Menurut harian New York Times, Lorna diketahui sebagai pecinta olah raga ski, umat Kristiani yang taat dan sangat dekat dengan keluarga. Selain itu dia juga memiliki hobi menari salsa dan menjadi relawan di rumah panti jompo seminggu sekali. 

3. Petugas medis juga rentan mengalami tekanan mental ketika mengobati pasien COVID-19

Dokter AS yang Ada di Garda Terdepan Rawat Pasien COVID-19 Bunuh DiriIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut keterangan Kepala Kepolisian Charlottesville, RaShall Brackney, petugas medis tidak luput dari rawan tekanan mental, khususnya ketika pandemik COVID-19 tengah melanda dunia. Dalam kehidupan sehari-hari saja tanpa COVID-19, kata Brackney, mereka sudah rawan mengalami stress. 

"Dengan adanya virus corona maka tingkat stressnya bertambah," ungkap dia lagi. 

Di negara bagian New York sendiri, tercatat nyaris 1 juta pasien COVID-19. Angka itu sekitar 1/3 dari angka pasien di Amerika Serikat sendiri. 

Pada Senin (27/4), Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan berdasarkan tes anti bodi yang dilakukan secara acak, mengindikasikan 1/4 dari 8,3 juta penduduk New York telah terpapar virus corona. 

Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus

Topik:

Berita Terkini Lainnya