[UPDATE] Jumlah Pasien Positif COVID-19 di AS Tembus 300 Ribu 

Sebanyak 9.535 orang dilaporkan meninggal dunia

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat harus bersiap-siap menghadapi momen terberat dalam mengatasi pandemi penyakit COVID-19. Berdasarkan data yang dikutip secara real time di situs universitas John Hopkins per (6/4), tercatat ada lebih dari 330 ribu pasien yang dinyatakan terinfeksi virus corona

New York menjadi negara bagian yang terkena paling parah penyakit tersebut. Dari data situs World O Meters per (6/4), New York mencatat 122.031 kasus positif COVID-19, di mana 4.159 pasien di antaranya meninggal dunia. Sedangkan, secara menyeluruh, total warga Negeri Abang Sam yang menghembuskan nafas terakhir per hari ini mencapai 9.420 orang. Dengan adanya angka pasien positif COVID-19 itu, menempatkan AS sebagai negara yang paling banyak memiliki penderita yang terpapar virus Sars-CoV-2.

Walaupun demikian, Gubernur New York Andrew Cuomo membawa kabar gembira. Untuk pertama kalinya New York mencatat penurunan dalam jumlah pasien yang menderita COVID-19 dan yang meninggal. Tetapi, dalam jumpa pers yang digelar pada Minggu kemarin, Andrew mengaku tidak ingin bergembira lebih dulu. Sebab, menurut prediksi pejabat berwenang di bidang kesehatan di AS, momen terberat pandemi COVID-19 belum terjadi. 

"Akan ada momen Pearl Harbor, momen 9/11. Hanya saja, itu tidak hanya terjadi di AS semata. Itu terjadi di seluruh dunia," ungkap Kepala Badan Kesehatan Masyarakat AS, Jerome Adams seperti dikutip dari stasiun berita BBC edisi (6/4). 

Lalu, apa strategi Negeri Abang Sam menghadapi momen terberat COVID-19 yang akan terjadi?

1. Ketua satgas penanganan virus corona memprediksi warga AS yang meninggal bisa mencapai 200 ribu orang

[UPDATE] Jumlah Pasien Positif COVID-19 di AS Tembus 300 Ribu (Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Gubernur New York, Andrew Cuomo mengatakan Sars-CoV-2 adalah virus yang kejam. Cara kerjanya di dalam tubuh manusia pun juga efektif. 

"Ia benar-benar menjadi pembunuh yang efektif," ungkap Andrew kepada media di Albany pada Minggu (5/4) kemarin. 

Sementara, ketua satgas penanganan virus corona di AS, Dr. Anthony Fauci, dalam wawancaranya dengan stasiun berita CNN pada akhir Maret lalu memprediksi bila akan ada 100 ribu hingga 200 ribu warga Negeri Abang Sam yang meninggal. Itu semua disebabkan virus corona. 

"Kita menghadapi isu yang serius di New York, kita mempunya permasalahan yang serius di New Orleans dan kita akan menghadapi permasalahan yang serius di bidang lainnya," ungkap Fauci. 

Oleh sebab itu, ia berharap di daerah yang terdampak paling parah COVID-19, bisa dilakukan tes. Bila tes massal bisa dilakukan, maka kita dapat membuat batasan lebih rileks. 

Baca Juga: Ngeri! Dalam 24 Jam Ada 32.284 Kasus Corona di AS, Tertinggi di Dunia

2. Amerika Serikat menghadapi isu keterbatasan alat bantu pernafasan atau ventilator

[UPDATE] Jumlah Pasien Positif COVID-19 di AS Tembus 300 Ribu ft.com

Di saat pandemi COVID-19, alat bantu pernafasan atau ventilator menjadi benda yang paling dicari di Amerika Serikat. Bahkan, negara bagian di sana berebut untuk bisa memilikinya. 

Salah satu negara bagian yang membutuhkan ventilator adalah Louisiana. Gubernur John Bel Edwards seperti dikutip dari CNN memprediksi hanya memiliki ventilator hingga akhir pekan ini. Setelah itu, ia memprediksi tidak bisa lagi merawat pasien yang mengalami kesulitan nafas. 

Negara bagian itu termasuk zona merah di AS, dengan 12 ribu kasus positif COVID-19 dan lebih dari 400 pasien meninggal. Sementara, Kota New York juga menghadapi situasi yang kurang lebih sama. Wali Kota Bill de Blasio dalam jumpa pers pada Minggu kemarin memprediksi kota yang tidak pernah tidur itu hanya memiliki ventilator hingga Rabu mendatang. 

Lalu, apa respons Presiden Donald Trump melihat banyak negara bagian meminta dikirimkan ventilator? Ia justru menyalahkan mereka. Mogul properti itu pada Sabtu kemarin menyebut ia yakin beberapa negara bagian sudah meminta agar dikirimkan ventilator. Padahal, jumlah ventilator yang diminta, kata Trump, melebihi kondisi sesungguhnya di lapangan. 

Ia kemudian mengklaim pemerintah federal memiliki ribuan ventilator dan dapat dipindahkan ke zona merah COVID-19, bila diperlukan. 

3. Presiden Trump tak mengeluarkan instruksi nasional agar warga AS tetap berada di rumah

[UPDATE] Jumlah Pasien Positif COVID-19 di AS Tembus 300 Ribu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, saat sedang menghadiri acara American Conservative Union. (facebook.com/DonaldTrump)

Situasi yang dialami AS mirip seperti yang terjadi di Indonesia. Presiden Trump juga menahan diri dengan tidak mengeluarkan instruksi secara nasional kepada publik agar tetap berdiam di rumah. Stasiun berita CNN hari ini melaporkan Trump menyerahkan kewenangan itu kepada masing-masing negara bagian. 

Laman CBS News (3/4) lalu melaporkan dari 50 negara bagian, masih ada 8 yang belum menerapkan anjuran agar warganya tetap berada di rumah. Ke-8 negara bagian itu merupakan kolega Trump di Partai Republik. Delapan negara bagian tersebut yakni Arkansas, Iowa, Nebraska, North Dakota, South Dakota, South Carolina, Utah dan Wyoming. 

Namun, kendati negara bagian itu belum memberlakukan kebijakan agar tetap di rumah, sebagian besar gubernur telah memerintahkan agar menutup tempat-tempat yang tidak terlalu penting dan bisa memicu keramaian. Bahkan, mereka turut membuat batasan. 

4. 1,2 juta orang di seluruh dunia telah terpapar COVID-19

[UPDATE] Jumlah Pasien Positif COVID-19 di AS Tembus 300 Ribu (Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Berdasarkan data real time dari Universitas John Hopkins, per (6/4) sebanyak 1,2 juta orang sudah terinfeksi virus corona. AS menyumbang pasien terbanyak di dunia yakni menembus angka 331.234. 

Sedangkan, sebanyak 69.082 orang dilaporkan meninggal dan 258.588 pasien diketahui berhasil sembuh. 

Sementara, di Indonesia per (5/4) diketahui sebanyak 198 pasien meninggal, 2.273 orang terinfeksi dan yang berhasil sembuh menjadi 164 orang. 

https://www.youtube.com/embed/tjxHELqn72E

Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya