Kisah WNI Korban di Selandia Baru, Rela Tertembak Demi Lindungi Anak

Hingga kini Zulfirmansyah masih dalam kondisi kritis

Jakarta, IDN Times - Jumat (15/3) siang itu, Zulfirmansyah dan anaknya yang berumur 2 tahun salat Jumat di Masjid Pusat Kegiatan Agama Islam di Lindwood, Christchurch, Selandia Baru. Tiba-tiba seorang pria masuk ke masjid dan melepaskan tembakan secara membabi buta. Pria pelaku aksi teror itu belakangan diketahui sebagai warga negara Australia bernama Brenton Harrison Tarrant.

Saat terjadi penembakan, Zulfirmansyah sempat menghubungi istrinya, Alta Marie. Marie yang saat itu tengah memasak di dapur di rumah yang baru mereka tempati itu mengaku sempat tidak menyadari suaminya tengah dalam situasi genting. Ia baru menyadari hal itu ketika suaminya menelepon untuk kali kedua. 

Lantaran begitu banyak pertanyaan dan doa yang disampaikan untuk keluarga kecilnya, Marie kemudian menyampaikan perkembangan situasi suami dan anak melalui akun media sosial secara berkala. 

"Suami saya, Zulfirman Syah dan putra kami masih hidup. Namun, keduanya terluka. Keduanya ikut tertembak dalam serangan hari ini di pusat agama Islam Lindwood di Christchurch, Selandia Baru. Suami saya, Jul, tertembak di beberapa bagian tubuhnya dan mengalami kebocoran paru-paru," tulis Marie di akun media sosialnya Jumat lalu. 

Sementara, putranya "A" mengalami luka di bagian kaki dan punggung. Kondisi "A" tidak separah sang ayah, karena ketika peristiwa penembakan terjadi, Zulfirman sengaja menjadi perisai untuk melindungi putra satu-satunya itu. Ia rela menjadi sasaran peluru agar putranya selamat. 

Lalu, bagaimana kondisi Zulfirmansyah kini? 

1. Zulfirmansyah masih dirawat di ruang perawatan intensif

Kisah WNI Korban di Selandia Baru, Rela Tertembak Demi Lindungi Anakfacebook.com/altasacra

Menurut akun media sosial istrinya, Alta Marie, Zulfirmansyah kini masih dirawat di ruang perawatan intensif yang bernama Surgical Progressive Care Unit (SPCU). Pada Sabtu (16/3), ia sudah menjalani operasi. 

"Kondisinya terus membaik setiap harinya. Kami belum mengetahui kapan ia akan dikeluarkan dari ruangan SPCU. Tetapi, semuanya menunjukkan hasil yang positif," tulis Marie pada Senin (18/3). 

Sementara, kondisi putra Marie lebih baik lagi,. Kendati, kondisinya sudah mulai pulih, namun belum diketahui kapan dokter memperbolehkan "A" kembali ke rumah. 

"Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan tanpa henti yang telah kami terima," kata Marie lagi. 

Baca Juga: [BREAKING] Serangan di Selandia Baru, Satu WNI Meninggal Dunia

2. Zulfirmansyah menjadi perisai bagi putranya yang masih berusia 2 tahun

Kisah WNI Korban di Selandia Baru, Rela Tertembak Demi Lindungi Anak(Ilustrasi korban tewas) IDN Times/Sukma Shakti

Dalam keterangan yang ia tulis di media sosial pada Sabtu kemarin, Marie menyebut suaminya sengaja menjadi perisai pelindung bagi putra mereka yang baru berusia 2 tahun ketika terjadi aksi penembakan di Masjid Lindwood. Sehingga, ia mengalami luka yang lebih parah dibandingkan putranya. 

Sementara, putra Zulfirmansyah, "A" hanya mengalami luka minor karena terkena serpihan peluru. Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya juga sudah mengunjungi Zulfirmansyah dan keluarganya di rumah sakit. 

"Pelan-pelan ia sudah mulai pulih dan sudah mulai bisa tersenyum. Bahkan, ia membuat para petugas medis di ruangannya terhibur dengan semangat dan sikap cerianya," kata Marie. 

Perempuan asal Amerika Serikat itu mengaku bersyukur suami dan anaknya selamat dari aksi penembakan walaupun mereka terluka. Menurut informasi, ada tujuh orang jemaah di sana yang tewas usai penembakan brutal itu.

3. Seorang WNI meninggal akibat tertembak di Masjid Al Noor Christchurch

Kisah WNI Korban di Selandia Baru, Rela Tertembak Demi Lindungi Anak(Ilustrasi dirawat di rumah sakit) IDN Times/Sukma Shakti

Kabar duka disampaikan Kementerian Luar Negeri. Satu WNI yang tertembak di Masjid Christchurch, Selandia Baru Lilik Abdul Hamid, menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu sore.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung menghubungi Nina, istri Almarhum. Dalam pembicaraan melalui sambungan telepon, Menlu Retno menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas nama Pemerintah Indonesia atas meninggalnya almarhum.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan Menlu Retno juga menyampaikan pernyataan duka kepada Pemerintah Selandia Baru. 

"Pada Sabtu kemarin Bu Menlu sudah menyampaikan secara langsung melalui telepon ucapan duka dan kecaman atas peristiwa penembakan yang terjadi di Selandia Baru. Menlu Retno juga menyatakan kesiapan dan dukungan dari Pemerintah Indonesia apabila dibutuhkan," kata Arrmanatha ketika memberikan keterangan pers pada Senin (18/3). 

Dalam aksi teror pada Jumat kemarin, ada 8 WNI yang tengah menjadi korban di dua masjid berbeda. Menurut Kementerian Luar Negeri, ada 6 WNI di Masjd Al-Noor, sedangkan 2 WNI lainnya beribadah salat Jumat di Masjid di Lindwood. 

 

4. Jasad Lilik Abdul Hamid akan dimakamkan di Selandia Baru

Kisah WNI Korban di Selandia Baru, Rela Tertembak Demi Lindungi AnakIDN Times/Sukma Shakti

Jenazah Lilik tidak akan dibawa pulang ke Indonesia. Ia akan dimakamkan di Selandia Baru. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya. 

"Jenazah akan dimakamkan di pemakaman Muslim di Christchurch atas permintaan keluarga," ujar Tantowi kepada media pada Minggu (17/3). 

Jenazah dimakamkan di kota Christchurch atas permintaan keluarga. "Almarhum sudah menjadi penduduk tetap New Zealand."

Namun, politikus Partai Golkar itu mengaku belum tahu kapan jasad Lilik akan dimakamkan. "Belum ada pemberitahuan kapan akan dilakukan," tutur dia. 

Baca Juga: Korban WNI yang Tewas Akibat Penembakan Dimakamkan di Selandia Baru

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya