Makin Ngeri, Cacar Monyet Sudah Tembus 1.000 Kasus

CDC AS terapkan level 2 untuk penyakit cacar monyet

Jakarta, IDN Times - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menaikan tingkat kewaspadaan ke level 2 untuk penyakit cacar monyet. Hal itu lantaran berdasarkan informasi yang mereka miliki, jumlah pasien yang terinfeksi virus cacar monyet telah lebih dari 1.000 orang. Oleh sebab itu, CDC AS pun mengimbau warga untuk ekstra waspada. 

Dikutip dari stasiun berita CNBC Internasional, saat ini penyakit cacar monyet sudah ditemukan di 29 negara non endemik dalam satu bulan terakhir. Meski CDC saat ini mengatakan risiko penularan penyakit itu lebih luas ke publik tergolong rendah.

Tetapi, CDC mendorong warga untuk tetap melakukan pencegahan seperti menghindari kontak dekat dengan orang-orang sakit, termasuk mereka yang memiliki luka di bagian kulit atau alat kelaminnya.

Warga juga diimbau untuk menghindari untuk mendekat ke hewan yang sedang sakit atau sudah mati. CDC juga mengimbau warga bila mengalami ruam-ruam merah di kulit atau luka yang tidak bisa diketahui penyebabnya, maka sebaiknya tak menemui orang lain lebih dulu.

Lalu, di mana kasus cacar monyet paling banyak ditemukan?

1. Kasus cacar monyet paling tinggi ada di Inggris

Makin Ngeri, Cacar Monyet Sudah Tembus 1.000 Kasusilustrasi gejala cacar monyet (twitter.com/WajahPribumiii)

Mengutip data yang diperoleh dari CDC, saat ini kasus cacar monyet paling tinggi berada di Inggris. Angkanya mencapai 302 suspek dan infeksi yang terkonfirmasi. Di bawah Inggris, terdapat Spanyol dengan 198 kasus, lalu Portugal 153 kasus dan Kanada dengan 80 kasus. 

Pakar kesehatan saat ini sedang mencari petunjuk tentang sumber wabah, yang secara historis dikaitkan dengan perjalanan dari negara-negara endemik. Pimpinan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk monkeypox mengatakan pada hari ini bahwa virus cacar monyet dapat menular tanpa terdeteksi di negara-negara nonendemik selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau mungkin beberapa tahun.

Baca Juga: Benarkah Cacar Monyet ‘Monkeypox’ Disebabkan oleh Vaksin COVID-19?

2. Cacar monyet sudah ditemukan di Singapura

Makin Ngeri, Cacar Monyet Sudah Tembus 1.000 KasusIlustrasi Marina Bay, Singapura (IDN Times/Indiana)

Sementara, cacar monyet kini sudah semakin dekat ke Indonesia. Stasiun berita Channel News Asia, pada 6 Juni 2022 lalu melaporkan bahwa sudah ditemukan satu kasus cacar monyet. 

Ia adalah seorang pria yang berangkat dari Barcelona, Spanyol menuju ke Sydney, Australia. Kementerian Kesehatan Singapura mengetahui pria itu tertular virus cacar monyet usai dilakukan tes. Hasilnya, positif. 

Pria itu berangkat dari Barcelona pada 1 Juni 2022 dan tiba di Singapura pada 2 Juni. Ia tetap berada di holding area di Bandara Changi untuk menunggu pesawat selanjutnya menuju ke Sydney tiba. 

"Kasus ini tidak masuk ke Singapura atau berinteraksi dengan orang lain di komunitas. Jadi, hingga saat ini tidak ada risiko signifikan penularan ke masyarakat," ungkap Kemenkes Singapura. 

3. Ciri-ciri cacar monyet yang harus diwaspadai

Makin Ngeri, Cacar Monyet Sudah Tembus 1.000 Kasusilustrasi cacar Monyet (twitter.com/WajahPribumiii)

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar (smallpox), tetapi lebih ringan. Yang membedakan kedua jenis cacar ini adalah cacar monyet disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening, yang mana hal ini tidak terjadi pada smallpox. Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar antara 5-21 hari.

Gejala cacar monyet dimulai dengan:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Sakit punggung
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Kedinginan
  • Kelelahan
  • Ruam
  • Muncul lesi pada kulit

Di Afrika, kasus kematian akibat cacar monyet adalah sebanyak 1 dari 10 orang yang terinfeksi.

Baca Juga: Gejala Cacar Monyet, Ada Demam Hingga Bintik-bintik 

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya