Sayonara! BlackBerry Matikan Layanan Ponsel Mulai 4 Januari 2022

Dulu BlackBerry pernah rajai penjualan ponsel di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Minta nomor BBM-nya dong. Pernyataan itu kerap terdengar di kalangan anak muda Indonesia pada awal 2000. Ketika itu, memiliki ponsel pintar BlackBerry seolah sudah menjadi keharusan untuk mengikuti perkembangan zaman. 

Namun, 18 tahun kemudian, BlackBerry justru tak bisa lagi digunakan untuk selamanya. Melalui laman resminya, perusahaan ponsel asal Kanada itu mengumumkan mereka akan menghentikan Operating System (OS) BlackBerry dan berbagai layanan utama yang mendukung perangkat selulernya mulai 4 Januari 2022. 

"Sebagai pengingat layanan lawas untuk BlackBerry 7.1 OS dan versi sebelumnya, perangkat lunak BlackBerry 10, BlackBerry PlayBook OS 2.1, dan versi sebelumnya, tidak akan tersedia lagi setelah 4 Januari 2022," demikian bunyi pemberitahuan di situs tersebut yang dikutip, Rabu (5/1/2022). 

Mereka menambahkan, perangkat yang menjalankan layanan dan perangkat lunak lawas baik koneksi operator atau Wi-Fi tidak akan lagi berfungsi dengan anal. "Hal itu termasuk untuk fungsi data, panggilan telepon, SMS dan 9-1-1," kata mereka. 

Namun, perangkat yang menggunakan sistem operasi Android Google, termasuk BlackBerry KEY2 yang dirilis pada 2018 dan dirancang oleh Grup TCL China, tidak akan terpengaruh oleh perubahan tersebut. Lalu, mengapa nasib BlackBerry bisa berakhir tragis dan kalah saing dengan kompetitornya seperti Samsung dan iPhone?

1. Perusahaan Blackberry tidak akan tutup, mereka fokus menyediakan perangkat lunak

Sayonara! BlackBerry Matikan Layanan Ponsel Mulai 4 Januari 2022ilustrasi HP Blackberry (androidauthority.com)

Meski demikian, perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario, Kanada itu tidak tutup sepenuhnya. Perusahaan akan tetap beroperasi, dan kini fokus mereka adalah pada penyediaan perangkat lunak dan layanan keamanan cerdas untuk perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia. 

"Saat ini BlackBerry berfokus pada penyediaan perangkat lunak dan layanan keamanan cerdas untuk perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia," tulis Blackberry dalam laman resminya.

BlackBerry sempat digemari oleh ratusan juta orang di dunia, termasuk di Indonesia lantaran memiliki keyboard QWERTY yang besar untuk kemudahan mengirim surat elektronik dan desain yang sederhana serta rapi disukai oleh para pengusaha, selebritas, politikus, dan jurnalis.

Mantan Presiden Barack Obama merupakan salah satu pemimpin dunia yang kecanduan terhadap kehadiran BlackBerry. Saat ia memenangkan pemilu tahun 2008 lalu, Obama memaksa untuk tetap menggunakan teknologi tersebut.

Alhasil, tim pengamanan Gedung Putih membuatkan satu BlackBerry yang didesain khusus untuk Obama.

Baca Juga: 7 HP BlackBerry Jadul Paling Laku, Hits pada Zamannya!

2. BlackBerry membuat kesalahan dengan bergabung ke pasar penjualan tablet

Sayonara! BlackBerry Matikan Layanan Ponsel Mulai 4 Januari 2022twitter.com/BlackBerry

Dikutip dari laman Tech Hive, salah satu kesalahan terbesar BlackBerry yang pernah terjadi yakni mereka memilih bergabung ke pasaran tablet. Pada saat peluncurannya, perangkat ini memiliki spesifikasi hardware yang menawan dan sistem operasi yang bagus.

Sayangnya, produk ini dibanderol dengan harga yang terlalu tinggi dan bahkan tidak dilengkapi fitur e-mail. Perangkat ini pun akhirnya gagal total.

Segala cara sudah dilakukan oleh BlackBerry untuk menyelamatkan perangkat ini, seperti potongan harga besar-besaran. Sayangnya, strategi ini juga gagal.

BlackBerry sendiri sudah menjanjikan adanya update OS BlackBerry 10. Namun, spesifikasi hardware yang tidak terlalu tinggi membuat BlackBerry membatalkan niat tersebut.

3. BlackBerry mulai dianggap membosankan oleh konsumen

Sayonara! BlackBerry Matikan Layanan Ponsel Mulai 4 Januari 2022gadgets.ndtv.com

Faktor lainnya mengapa BlackBerry gagal karena konsumen beralih ke platform lain seperti iPhone. Bahkan, pangsa pasar enterprise belakangan lebih memilih menggunakan iPhone ketimbang BlackBerry. 

Perangkat lain, seperti iPhone, mampu menawarkan performa bisnis yang baik, sekaligus menawarkan fitur entertainment, satu fitur yang tidak dimiliki platform BlackBerry.

Alhasil, banyak orang yang beranggapan bahwa BlackBerry membosankan. Saat iPhone dirilis, diikuti dengan Android, BlackBerry berusaha keras untuk mengikuti, dan sayangnya tidak bisa cepat menyesuaikan diri dengan perubahan keinginan konsumen.

Baca Juga: Diproduksi di Indonesia, BlackBerry Akan Tampil dengan Nama Baru!

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya