Toko-toko Retail di AS yang Jadi Korban Penjarahan Pilih Tutup 

Mulai dari Target hingga butik pakaian mewah dijarah

Jakarta, IDN Times - Aksi unjuk rasa menuntut keadilan bagi warga kulit hitam George Floyd berbuntut vandalisme dan penjarahan. Beberapa toko swalayan seperti Walmart, Target, dan Whole Food menjadi sasaran penjarahan di Kota Minneapolis sejak (28/5) lalu. 

Situasi kemudian semakin memburuk lantaran aksi unjuk rasa tidak juga mereda. Memasuki hari keenam aksi protes, tidak ada tanda-tanda unjuk rasa akan berakhir. Kantor berita Reuters pada (31/5) melaporkan di Los Angeles, butik mewah dari merek Alexander McQueen pun tak luput jadi target penjarahan. 

Toko tas mewah Gucci yang berada di Jalan Rodeo Drive sempat dicoret dengan tulisan "rasakan itu, orang-orang kaya." 

Sementara, potongan rekaman yang ditayangkan oleh stasiun berita Fox TV menunjukkan aksi penjarahan ke toko-toko fesyen mewah seperti Gucci dan Rolex terjadi di Kota New York. 

Wali Kota Los Angeles, Eric Garcetti, bahkan sempat memohon kepada warga agar segera pulang dan tidak lagi berkeliaran di tengah kota. 

"Tolong, gunakan kebijakan kalian dan kembali lah ke rumah, tetap lah berada di rumah dan bantu kami untuk mengubah narasi dari keadilan berdasarkan rasisme menjadi menjarah serta membakar benda-benda, tidak berhasil," ungkap Garcetti kepada stasiun berita CNN

Toko-toko apa saja yang memilih untuk menutup operasionalnya sementara waktu karena sempat dijarah? Berapa kerugian yang harus ditanggung oleh pemilik usaha akibat dijarah?

1. Pasar swalayan Target menutup sementara 175 tokonya

Toko-toko Retail di AS yang Jadi Korban Penjarahan Pilih Tutup Salah satu pasar swalayan di AS dijarah massa dalam unjuk rasa Black Lives Matter (Twitter.com/@SophNar0747)

Pada Sabtu malam (30/5) waktu setempat, manajemen Target mengumumkan mereka menutup 175 tokonya di seluruh wilayah Amerika Serikat usai salah satu tokonya dijarah di Minneapolis. Aksi demontrasi yang terjadi pada hari kelima itu berujung penjarahan dan diabadikan dalam bentuk video. Dokumentasi yang menunjukkan para demonstran mengambil benda-benda apapun dari dalam toko membuat publik terkejut. 

Sementara, toko-toko lainnya dirusak. Bila massa menemukan mobil polisi, maka langsung dibakar. 

"Kami sedih dengan kematian George Floyd dan penderitaan yang diakibatkan ke masyarakat di seluruh negeri ini. Kami telah membuat keputusan untuk menutup sebagian toko kami. Fokus kami tetap keselamatan anggota tim dan membantu masyarakat pulih," demikian tulis manajemen Target. 

Toko yang ditutup adalah area di AS yang terdapat aksi unjuk rasa memprotes kematian Floyd. Sementara, sisa toko lainnya tetap buka tetapi jam bukanya dibatasi. 

Belum diketahui berapa lama penutupan toko ini akan berlangsung. Manajemen sudah menganggarkan tetap membayar gaji karyawan yang tokonya ditutup selama 14 hari ke depan. Bagi karyawan yang bekerja di toko yang ditutup sementara, bisa juga dipindahkan ke toko lain yang masih buka. 

Situasi ini kembali menjadi pukulan berat bagi perekonomian Amerika Serikat. Sebelumnya, ekonomi AS harus menelan pil pahit akibat pandemik COVID-19. AS kini mengalami resesi terhebat sejak tahun 1930an. 

Baca Juga: Kuasa Hukum Tuding Polisi Lakukan Pembunuhan Berencana ke George Floyd

2. Apple juga menutup sebagian toko retailnya di beberapa kota

Toko-toko Retail di AS yang Jadi Korban Penjarahan Pilih Tutup apple.com

Selain Target, Apple pun ikut menjadi korban penjarahan demonstran di beberapa kota. Dalam pernyataan tertulisnya, manajemen Apple mengatakan selama aksi unjuk rasa masih berlangsung, maka mereka tidak akan membuka sebagian besar tokonya. 

"Demi kesehatan dan keselamatan tim kami, maka kami memutuskan untuk menutup sebagian toko kami di AS pada Minggu," demikian ujar perwakilan manajemen. 

Beberapa toko Apple yang mengalami penjarahan berlokasi di Minneapolis, Brooklyn, Portland dan Washington DC. Apple diketahui memiliki sekitar 271 toko retail di AS. Hampir separuhnya tutup karena pandemik COVID-19. Pada pekan lalu, Apple baru kembali membuka 100 tokonya di 20 negara bagian. 

3. Presiden Donald Trump dinilai sama sekali tidak membantu

Toko-toko Retail di AS yang Jadi Korban Penjarahan Pilih Tutup Presiden Amerika Serikat Donald Trump melihat karyawan di jalur perakitan membuat masker pelindung untuk penyakit virus korona (COVID-19) dalam sebuah kunjungan ke fasilitas manufaktur Honeywell di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Selasa (5/5/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Sementara, Presiden Donald J. Trump dinilai tidak banyak membantu untuk meredakan situasi. Sebab, ia kerap mendorong agar polisi menggunakan cara kekerasan ketimbang dialog. 

"Kita sedang berada di titik ujung dan kritis di negara ini, tetapi retorikanya justru malah semakin memperkeruhnya," ungkap Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms ketika diwawancarai oleh stasiun CBS

Sedangkan, calon penantang Trump dalam pemilu mendatang dan mantan Wapres AS, Joe Biden sempat mendatangi salah satu lokasi unjuk rasa di Delaware pada (30/5) lalu. Ia terlihat sempat berbincang dengan keluarga Afrika-Amerika dan diunggah ke media sosial. 

"Kita adalah sebuah bangsa dalam situasi menderita saat ini, tetapi kita tidak boleh membiarkan rasa derita ini menghancurkan kita semua," cuit Biden. 

Baca Juga: Kedai Kopi Milik WNI di AS Ikut Dirusak Massa Saat Demo George Floyd

Topik:

Berita Terkini Lainnya