Vaksin COVID-19 dari Sinovac Diklaim Sukses Picu Imunitas bagi Lansia

Sinovac akan mengirimkan 40 juta vaksin ke PT Bio Farma

Jakarta, IDN Times - Bakal vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac Biotech Ltd. diklaim telah terbukti aman ketika disuntikan ke kalangan lansia.

Dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 7 September 2020, kesimpulan itu diambil usai dilakukan penelitian di tahap awal hingga pertengahan, meski kondisinya adalah antibodi yang muncul di tubuh kelompok lansia sedikit lebih lemah ketimbang di tubuh orang-orang muda. 

Sebelumnya, pejabat berwenang sempat khawatir apakah vaksin yang masih dalam tahap uji klinis aman untuk disuntikan ke tubuh kaum lansia. Apalagi, imunitas kaum lansia hanya sedikit bereaksi ketika disuntikan vaksin. 

Perwakilan Sinovac Biotech, Liu Peicheng, mengatakan kepada Reuters, bakal vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi asal Tiongkok itu tidak menimbulkan efek samping di gabungan uji klinis tahap I dan II. Uji klinis tersebut digelar pada Mei lalu dan melibatkan 421 relawan yang berusia 60 tahun. 

Sayang, hasil lengkap uji klinis gabungan itu tidak diungkap oleh Biotech kepada media.

1. Sinovac sepakat pasok 40 juta bulk vaksin COVID-19 bagi PT Bio Farma

Vaksin COVID-19 dari Sinovac Diklaim Sukses Picu Imunitas bagi LansiaPresiden Joko Widodo tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan Vaksin COVID-19, Selasa (11/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Pada 20 Agustus lalu, Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Sanya, Tiongkok untuk meneken kesepakatan pembelian bakal vaksin COVID-19 dengan petinggi Sinovac Biotech.

Juru bicara perusahaan farmasi asal Tiongkok itu, Liu Peicheng, Indonesia melalui Bio Farma telah membeli 40 juta vial vaksin COVID-19. 

Liu mengakui itu merupakan pembelian terbesar kepada Sinovac yang diketahui publik. Proses pengiriman vaksin akan dilakukan pada November 2020 hingga Maret 2021. Sementara itu, proses penjualan akan terjadi sepanjang tahun 2021. PT Bio Farma-lah yang akan mengemas vaksin itu dan menjualnya kepada pasar di Indonesia. 

Sinovac sendiri telah mendorong otoritas di negara berbeda agar vaksin COVID-19 bisa segera diberikan lampu hijau untuk beredar. 

"Sebagai contoh, bila hasil uji yang kami lakukan di Brasil diterima oleh negara lain di Amerika Selatan, maka vaksin tesebut bisa segera didaftarkan lalu didistribusikan lebih banyak ke negara lain," ungkap Liu dan dikutip harian Hong Kong, South China Morning Post (SCMP). 

Baca Juga: PT Bio Farma Terima 50 Juta Dosis Bulk COVID-19 dari Sinovac

2. Sinovac klaim vaksin COVID-19 buatannya tak punya efek samping

Vaksin COVID-19 dari Sinovac Diklaim Sukses Picu Imunitas bagi LansiaIlustrasi Vaksin (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Sinovac juga telah mengklaim bahwa vaksin COVID-19 yang mereka produksi tak memiliki efek samping selama proses uji klinis tahap ketiga. Selain di Indonesia dan Brasil, Sinovac Biotech juga melakukan uji klinis serupa di Bangladesh. 

Menurut Sinovac, bila di uji klinis tahap ketiga tak ada efek samping, itu menandakan vaksin tersebut aman untuk disuntikan ke tubuh manusia. 

"Reaksi yang dirasakan dan kami perhatikan terhadap relawan yaitu sakit di titik suntikan lalu diikuti rasa lelah, lemas, dan mengakibatkan pembengkakan di lokasi suntikan. Semua reaksi itu bersifat sementara," ungkap juru bicara perusahaan farmasi asal Tiongkok itu, Liu Peicheng. 

3. Ini bocoran harga vaksin COVID-19 ketika dijual di Indonesia

Vaksin COVID-19 dari Sinovac Diklaim Sukses Picu Imunitas bagi LansiaMenteri Luar Negeri dan Komite Penanganan COVID-19 dan PEN memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Lebih lanjut, ketika nantinya vaksin sudah siap diproduksi, pemerintah memastikan tak semuanya harus dibeli secara mandiri.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, mengatakan bahwa akan ada masyarakat yang akan mendapat bantuan dari pemerintah berupa imunisasi vaksin gratis. 

Tetapi, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu mengaku belum bisa memastikan berapa harga vaksin COVID-19 yang akan dijual di Indonesia.

Sebab, harga vaksin yang diperoleh Indonesia dari sejumlah negara berbeda-beda nilainya.

"Mengenai harga, harga itu dinamika tinggi tergantung masing-masing penjual. Yang menetapkan bukan saya, tapi penjualnya. Itu kenapa vaksin harus kita buat. Supaya kalau negara lain mau beli, kita yang menetapkan harga," ujar Erick ketika memberikan keterangan pers virtual pada Kamis, 3 September 2020 lalu. 

Ia menjelaskan, harga vaksin dari setiap negara berbeda-beda. Namun, ia memastikan bahwa kualitas vaksin dari semua negara sama lantaran telah dilakukan uji klinis yang ketiga.

"Kalau ditanya vaksin titik-titik kenapa US$5 (Rp74.135 ribu), US$8, US$20. Ya itu (tergantung) penjualnya. Kalau kualitas tidak berpengaruh. Kenapa (beda harga)? Mungkin cara menemukan lebih mahal. Kapasitas produksi lebih sedikit. Macam-macam dinamikanya. Oleh karena itu, Vaksin Merah Putih harus kita lakukan (produksi)," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Bocoran Erick Thohir soal Harga Vaksin COVID-19 untuk Peserta Mandiri

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya