Sayap Kanan Jerman Menang Pemilu Negara Bagian, Perdana Sejak PD II

Jakarta, IDN Times - Partai sayap kanan jauh Alternative for Germany (AfD) mencatatkan sejarah dengan memenangkan pemilihan umum negara bagian untuk pertama kalinya di Jerman pasca Perang Dunia II. Kemenangan signifikan AfD di negara bagian Thuringia pada Minggu (1/9/2024) menghebohkan negara tersebut.
Berdasarkan hasil penghitungan suara, AfD meraih 32,8 persen suara di Thuringia, unggul jauh dari partai oposisi utama Christian Democratic Union (CDU) yang hanya memperoleh 23,6 persen.
Sementara itu, di negara bagian tetangga Saxony, proyeksi menunjukkan persaingan ketat antara CDU yang memimpin tipis dengan 31,9 persen dan AfD yang mendapat 30,6-30,7 persen.
Kemenangan AfD ini menimbulkan kekhawatiran bagi banyak pihak, mengingat partai ini dianggap sebagai kelompok ekstremis sayap kanan.
"Partai ekstremis sayap kanan secara terbuka telah menjadi kekuatan terkuat di parlemen negara bagian untuk pertama kalinya sejak 1949, dan itu menyebabkan banyak orang sangat prihatin dan takut," ujar Omid Nouripour, salah satu pemimpin Partai Hijau, dilansir dari Associated Press.
1. Imigrasi jadi isu utama pendorong kemenangan AfD
Kemenangan AfD di Thuringia dan perolehan suara besar di Saxony tidak terlepas dari berbagai faktor yang mendorong dukungan terhadap partai populis ini. Ketidakpuasan terhadap pemerintah nasional pimpinan Kanselir Olaf Scholz, sentimen anti-imigrasi yang kuat, serta skeptisisme terhadap bantuan militer Jerman untuk Ukraina menjadi faktor utama meningkatnya popularitas AfD.
AfD memang terkuat di wilayah timur Jerman yang dulunya merupakan bagian dari blok komunis. Imigrasi menjadi salah satu isu utama yang meresahkan pemilih. Melansir dari Politico, sebanyak 81 persen responden dalam survei televisi publik Jerman menyatakan setuju bahwa kebijakan suaka dan pengungsi perlu diubah secara fundamental.
Serangan pisau mematikan di kota Solingen beberapa hari menjelang pemilihan juga turut mempengaruhi sentimen pemilih. Insiden yang diduga dilakukan oleh seorang warga Suriah itu memicu kembali perdebatan nasional tentang imigrasi dan kejahatan.
2. Partai lain tolak koalisi dengan AfD
Meski AfD meraih kemenangan signifikan, partai-partai lain menyatakan tidak akan berkoalisi dengannya. Namun, kekuatan AfD akan mempersulit pembentukan pemerintahan baru di kedua negara bagian tersebut.
Situasi ini diperumit dengan munculnya Sahra Wagenknecht Alliance (BSW), partai populis kiri baru yang meraih hasil signifikan dengan 15,8 persen suara di Thuringia dan hampir 12 persen di Saxony. Pembentukan koalisi di kedua negara bagian kemungkinan akan rumit dan membutuhkan waktu lama.
"Pemilih di kedua negara bagian tahu bahwa kami tidak akan membentuk koalisi dengan AfD, dan akan tetap seperti itu. Kami sangat, sangat jelas tentang hal ini," kata Carsten Linnemann, Sekretaris Jenderal CDU.
Hasil pemilihan ini juga dianggap sebagai pukulan bagi pemerintah koalisi Kanselir Olaf Scholz yang sudah lemah. Partai-partai dalam koalisi pemerintah nasional mendapat hasil yang sangat buruk dalam pemilihan ini.
Di Thuringia, Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas (FDP) bahkan gagal melewati ambang batas 5 persen untuk mendapatkan kursi di parlemen negara bagian.
3. AfD menang meski di bawah pengawasan intelijen
Kemenangan AfD ini terjadi meskipun cabang-cabang partai di kedua negara bagian tersebut berada di bawah pengawasan badan intelijen domestik Jerman. Lembaga tersebut mengklasifikasikan cabang-cabang AfD di Thuringia dan Saxony sebagai kelompok ekstremis kanan yang berpotensi mengancam demokrasi Jerman.
Björn Höcke, pemimpin AfD di Thuringia, juga menjadi sosok kontroversial. Ia pernah dihukum karena menggunakan slogan Nazi dalam acara-acara politik, meskipun saat ini sedang mengajukan banding.
"Saya lebih dari senang. Saya sangat bangga dan puas" kata Höcke tentang hasil pemilihan ini.
Dukungan untuk AfD meningkat meskipun ada peringatan resmi dari badan intelijen negara bagian tentang ekstremisme partai tersebut. Fakta bahwa hampir satu dari tiga pemilih di kedua negara bagian mendukung AfD menunjukkan ketidakpercayaan publik terhadap partai-partai arus utama.
Pemilihan di negara bagian Brandenburg akan diadakan pada 22 September mendatang, dengan AfD memimpin dalam jajak pendapat.