Bendera Burkina Faso. (Sumber: pixabay.com/jorono)
Burkina Faso merupakan salah satu negara termiskin dan paling bergejolak di dunia. Sejak tahun 2015 lalu, negara tersebut telah bergulat dengan pemberontakan yang dipimpin oleh
kelompok jihadis yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan kelompok Islamic State yang telah
menewaskan puluhan ribu orang dan membuat sekitar 2 juta warga mengungsi. Serangan yang menargetkan pasukan keamanan dan warga sipil justru semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama di wilayah utara dan timur yang berbatasan dengan Mali dan Niger yang juga dilanda kelompok jihadis.
Semakin diperparah dengan adanya kelompok sukarelawan VDP, yang dibentuk pada Desember 2019 lalu, di mana yang seharusnya melakukan tugas pengawasan, pengawalan dan pengumplan informasi, justru menjadi sasaran empuk para jihadis sehingga dapat mengobarkan gesekan etnis tanpa kontrol yang tepat.
Biasanya, sukarelawan-sukarelawan yang diambil mereka dianggap kurang terlatih. Seperti pada Desember 2022 lalu, di mana 7 orang sukarelawan menculik seorang ayah dan anak dan 2 hari setelahnya, korban penculikan tersebut tewas di hutan. Peristiwa ini yang membuat seluruh warga Burkina Faso menuduh para sukarelawan telah mengumpulkan warga sipil sekitar serta membunuh mereka.