Leo Korhonen dan teman satu kelas dari sekolah Koskela berpartisipasi dalam Global Climate Strike di Parliament House di Helsinki, Finlandia, pada 27 September 2019). ANTARA FOTO/Lehtikuva/Markku Ulander via REUTERS
Menurut RUU yang tengah dibahas, pemerintah menargetkan nol karbon dari berbagai sektor. NZ Herald menyebut ambisi ini tidak diterapkan untuk biogenic methane yang merupakan emisi dari hewan ternak seperti domba dan sapi. Biogenic methane sendiri ditargetkan menurun sampai 10 persen di bawah level tahun 2017 pada 2030 mendatang.
Sedangkan pada 2050, pemerintah berambisi menurunkannya sampai 24 hingga 47 persen di bawah level tahun 2017. Tidak semuanya satu pemahaman dengan pemerintah yang dikuasai oleh Partai Buruh. Juru bicara partai oposisi di bidang perubahan iklim, Scott Simpson, menilai langkah itu akan membahayakan Selandia Baru jika pemerintah tak hati-hati.
Ia menilai, peternak yang tidak bisa beradaptasi dengan cepat berisiko merugi dan menutup bisnisnya karena harus membayar denda. Ini, menurutnya, akan meningkatkan emisi global sebab Selandia Baru terpaksa mengimpor pangan dari luar negeri.
"Penting bagi kita untuk tidak rugi dibanding para pesaing internasional atau kita berisiko kehilangan pasar bernilai yang jatuh ke tangan produsen yang kurang berkesinambungan," ucap Simpson.