Osaka, IDN Times - Jepang baru saja diterjang Topan Jebi pada Selasa (3/9). Salah satu yang terkena dampak cukup parah adalah Bandara Internasional Kansai di Osaka.
Otoritas setempat menutup bandara karena landas pacu dan tarmac tergenang air. Dikutip dari Japan Times, sekitar 3 ribu orang terlantar, dengan beberapa di antaranya berada di sana lebih dari 18 jam.
Bandara Kansai berlokasi di atas pulau buatan di Osaka. Untuk menghubungkan bandara dan pulau utama, pemerintah membangun sebuah jembatan. Ketika Topan Jebi menerjang, sebuah tanker yang tadinya berada di laut terhempas dan menghancurkan jembatan.
Air pun langsung mengalir masuk dan membanjiri landas pacu serta tarmac, membuat semua penerbangan harus ditunda. Shinzo Abe sendiri membuat pengumuman pada Kamis (6/9) yang isinya menyatakan bandara akan kembali beroperasi pada Jumat (7/9).
Sebelumnya, spekulasi beragam sempat beredar sebab tak ada konfirmasi kapan salah satu bandara utama di Jepang itu bisa melayani penerbangan lagi.
"Penerbangan domestik akan berlanjut lagi besok dan penerbangan internasional akan kembali dilayani setelah semua persiapan yang dibutuhkan sudah dilaksanakan," kata Abe.
Seperti dilaporkan NHK, usai jembatan rusak dan landas pacu tergenang air, ribuan penumpang yang masih terjebak di sana pun dievakuasi menggunakan kapal feri. Pada Rabu pagi (5/9), manajemen Bandara Kansai membawa mereka menuju Bandara Kobe yang terletak di kawasan Hyogo.
Bandara Kansai sendiri tergolong sibuk. Dalam catatan tahun fiskal 2017, bandara tersebut menghubungkan 28,8 juta wisatawan ke 100 kota di dunia. Total ada 188.000 keberangkatan dan pendaratan yang dilakukan di Bandara Kansai tahun yang sama.
Otoritas berwenang Jepang tengah menghitung kira-kira berapa kerusakan yang disebabkan oleh topan terdahsyat dalam 25 tahun tersebut. Salah satu situs warisan dunia di Kyoto, yaitu Nishi-Honganji dilaporkan hancur lebur karena Topan Jebi.
Kemudian, di kawasan Hyogo, sekitar 100 mobil terbakar. Menurut kabar terakhir, air laut diyakini bereaksi terhadap baterai kendaraan sehingga menyulut api. Bencana tersebut juga mengambil nyawa manusia. Sebanyak 11 orang tewas, sedangkan ratusan lainnya mengalami luka-luka.