Ajith Sunghay, kepala kantor Hak Asasi Manusia PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina, juga mengungkapkan keprihatinannya terkait meningkatnya kelaparan di Gaza. Ia mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak di beberapa wilayah tersebut terpaksa mengais tumpukan sampah untuk mencari makanan.
“Sangat jelas bahwa bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar perlu datang, dan kenyataannya tidak demikian. Sangat penting bagi pemerintah Israel untuk mewujudkan hal ini,” kata Sunghay dalam konferensi pers di Jenewa pada Jumat.
Pada Oktober 2024, Amerika Serikat (AS) telah memerintahkan Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza atau negara tersebut terancam menghadapi pembatasan bantuan milter. Pada 12 November 2024, pemerintahan Joe Biden kemudian menyimpulkan bahwa Israel saat ini tidak menghalangi bantuan ke Gaza, sehingga tidak dianggap melanggar hukum AS.
Badan pemerintah Israel yang mengawasi bantuan, COGAT, juga menyatakan bahwa mereka telah memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan menuduh badan-badan PBB tidak mendistribusikannya secara efisien.
Sedikitnya 44.363 warga Palestina tewas dan 105.070 lainnya terluka akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza. Konflik ini dimulai setelah Hamas menyerang negara Yahudi tersebut pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan 1.139 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya disandera.