Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mobil polisi (unsplash.com/Kenny Eliason)
ilustrasi mobil polisi (unsplash.com/Kenny Eliason)

Intinya sih...

  • Menhan Israel instruksikan operasi militer di kota asal pelaku

  • Tentara cadangan Israel tabrak pria Palestina di Tepi Barat sehari sebelumnya

  • Kekerasan di Tepi Barat meningkat sejak pecahnya perang di Gaza

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya dua orang tewas akibat penabrakan dan serangan penikaman di Israel utara pada Jumat (26/12/2025). Polisi menyebut peristiwa itu sebagai serangan teror bergulir.

Menurut laporan, pelaku merupakan seorang pria Palestina berusia 37 tahun dari Tepi Barat yang diduduki. Ia pertama kali menabrakkan mobil yang dikendarainya ke arah orang-orang di kota Beisan, menewaskan seorang pria berusia 68 tahun dan melukai seorang remaja laki-laki.

Pelaku kemudian melaju ke jalan raya, di mana ia menikam seorang perempuan berusia 18 tahun hingga tewas di dekat pintu masuk Kota Afula. Ia berhasil dilumpuhkan setelah ditembak oleh seorang warga sipil di lokasi kejadian, dan kini dilaporkan dalam kondisi stabil di rumah sakit, dilansir dari BBC.

1. Menhan Israel instruksikan operasi militer di kota asal pelaku

Militer Israel menyatakan bahwa pelaku telah menyusup ke wilayah Israel beberapa hari lalu. Sementara itu, laporan lembaga penyiar publik Israel, Kan News, menyebutkan bahwa pelaku bekerja secara ilegal di Israel dan menggunakan kendaraan milik majikannya dalam serangan itu.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa dirinya telah menginstruksikan operasi militer di Qabatiya, kota asal pelaku di Tepi Barat yang diduduki, guna mencegah terjadinya serangan lanjutan.

“Siapa pun yang membantu atau mensponsori terorisme akan menanggung akibatnya,” ujarnya, dikutip dari DW.

Israel kerap melancarkan penggerebekan di daerah asal para penyerang Palestina dan menghancurkan rumah-rumah milik keluarga mereka. Tel Aviv mengklaim langkah tersebut membantu melacak infrastruktur kelompok bersenjata dan mencegah serangan di masa depan. Namun, kelompok pemantau hak asasi manusia menilai tindakan tersebut sebagai bentuk hukuman kolektif.

2. Tentara cadangan Israel tabrak pria Palestina di Tepi Barat sehari sebelumnya

Serangan pada Jumat terjadi hanya beberapa hari setelah tentara Israel menembak mati seorang remaja Palestina di Qabatiya. Militer Israel telah meluncurkan penyelidikan setelah muncul rekaman yang menunjukkan korban tidak menimbulkan ancaman apa pun terhadap tentara yang menembaknya.

Sehari sebelumnya, seorang tentara cadangan Israel yang berpakaian sipil menabrakkan sepeda motor roda empatnya ke arah seorang pria Palestina di Tepi Barat. Ia juga sempat melepaskan tembakan di desa terdekat sebelum melakukan penabrakan.

Militer Israel menyatakan bahwa tentara tersebut bertindak melanggar kewenangannya secara serius, sehingga senjatanya disita dan ia dicopot dari tugasnya. Sementara itu, pria yang ditabrak telah menjalani pemeriksaan di rumah sakit, tapi dinyatakan tidak terluka dan kini telah kembali ke rumah.

3. Kekerasan di Tepi Barat meningkat sejak pecahnya perang di Gaza

Sejak perang genosida Israel di Gaza meletus pada Oktober 2023, lebih dari 70 ribu warga Palestina telah terbunuh di wilayah tersebut. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Pada saat yang sama, para pemukim Israel makin meningkatkan serangan di Tepi Barat, merebut lahan milik warga Palestina dan mengintimidasi mereka. Pasukan Israel juga secara rutin melakukan penggerebekan dan penangkapan.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 1.000 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat ‌sejak 7 Oktober 2023. Sebagian besar akibat operasi pasukan keamanan dan sebagian lainnya akibat kekerasan pemukim. Dalam periode yang sama, sedikitnya 57 warga Israel juga tewas akibat serangan yang dilakukan oleh warga Palestina, dikutip dari Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team