Pemukim Ilegal Israel Serang Tepi Barat, Bayi Palestina Terluka

- Pasukan Israel lakukan penggerebekan di sejumlah wilayah di Tepi Barat
- Pasukan Israel menahan tiga warga Palestina di Masafer Yatta, Hebron
- Israel makin gencar bangun pemukiman baru di Tepi Barat
Jakarta, IDN Times - Sekelompok pemukim Israel menyerang komunitas Palestina di Tepi Barat yang diduduki, pada Rabu (24/12/2025) malam. Insiden itu mengakibatkan seorang bayi Palestina berusia 8 bulan terluka.
Menurut kantor berita Palestina WAFA, bayi perempuan tersebut menderita luka ringan pada wajah dan kepalanya setelah para pemukim melemparkan batu ke rumah-rumah dan properti warga Palestina di kota Sair, sebelah utara Hebron. Korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kelompok pembela hak-hak Badui, al-Baydar, menyatakan bahwa serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada rumah dan harta benda warga Palestina. Mereka menyebut aksi itu sebagai eskalasi berbahaya dalam rangkaian serangan pemukim terhadap warga sipil.
Dilansir dari Al Jazeera, polisi Israel, pada Kamis (25/12/2025), mengumumkan bahwa lima pemukim telah ditangkap sehubungan dengan insiden tersebut. Namun, selama ini, hampir tidak ada pelaku serangan dari kalangan pemukim yang benar-benar dimintai pertanggungjawaban oleh otoritas Israel.
1. Pasukan Israel lakukan penggerebekan di sejumlah wilayah di Tepi Barat
Dilaporkan oleh WAFA, pasukan Israel melepaskan tembakan dan gas air mata dalam penggerebekan di kota Beit Furik, sebelah timur Nablus. Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun dilaporkan tertembak dalam peristiwa itu.
"Pasukan Israel melakukan operasi besar-besaran ke kota itu, dengan melepaskan tembakan peluru tajam serta menembakkan tabung gas air mata ke berbagai permukiman," demikian bunyi laporan tersebut.
Sementara itu, di wilayah Masafer Yatta, selatan Hebron, pasukan Israel menahan tiga warga Palestina menyusul serangan pemukim. Mereka juga menggerebek sejumlah rumah dan tenda milik warga, menggeledah barang-barang, serta merusak isinya.
Di tempat lainnya, seorang pria Palestina terluka setelah pemukim bersenjata melakukan serangan di kota Deir Jarir, sebelah timur Ramallah.
2. Israel makin gencar bangun pemukiman baru di Tepi Barat
Dikutip dari The New Arab, lebih dari 500 ribu warga Israel saat ini tinggal di permukiman-permukiman di Tepi Barat, wilayah yang diduduki sejak 1967, bersama sekitar 3 juta warga Palestina. Berdasarkan hukum internasional, seluruh pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dianggap ilegal.
Meski sebagian permukiman tersebut juga dinilai ilegal menurut hukum Israel, banyak di antaranya kemudian mendapatkan pengakuan resmi. Tel Aviv bahkan telah berjanji untuk terus memperluas pembangunan permukiman walaupun itu bertentangan dengan hukum internasional.
Pada Minggu (21/12/2025), kabinet keamanan Israel menyetujui pembangunan 19 permukiman baru di Tepi Barat. Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich mengatakan bahwa keputusan itu bertujuan menghalangi pembentukan negara Palestina di masa depan.
3. Serangan kekerasan di Tepi Barat meningkat sejak pecahnya perang di Gaza
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat bahwa serangan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Oktober lalu menjali bulan terburuk, dengan total 264 serangan yang menimbulkan korban jiwa atau kerusakan harta benda.
Kekerasan tersebut melonjak tajam sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023. Lebih dari 1.102 warga Palestina dilaporkan tewas di Tepi Barat, sementara hampir 11 ribu lainnya terluka akibat serangan tentara dan pemukim Israel.
Sementara itu, di Gaza, korban jiwa mencapai lebih dari 70 ribu orang, dengan sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak. Lebih dari 171 ribu lainnya dilaporkan terluka.


















