Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
suasana di perbatasan Tajikistan-Afghanistan
suasana di perbatasan Tajikistan-Afghanistan (unsplash.com/ejwolfson)

Intinya sih...

  • Dua penjaga perbatasan Tajikistan tewas dalam serangan teroris dari Afghanistan.

  • Tajikistan menuntut permintaan maaf resmi dari pemerintahan Taliban di Afghanistan.

  • Tajikistan menolak bantuan Rusia untuk menjaga perbatasan Afghanistan setelah serangan drone yang menewaskan lima warga negara China.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Komite Keamanan Nasional Tajikistan (SCNS) mengatakan bahwa pertikaian di area perbatasan Tajikistan-Afghanistan kembali terjadi. Peristiwa terjadi usai tiga orang dari Afghanistan yang masuk ke dalam teritori Tajikistan. 

“Para teroris tersebut menolak mengikuti aturan dari petugas penjaga perbatasan Tajikistan untuk menyerah. Mereka ingin melancarkan serangan ke salah satu pos dari penjaga perbatasan,” ungkapnya, dikutip dari Dawn, pada Jumat (26/12/2025).

Insiden ini menjadi serangan bersenjata dan aksi terorisme ketiga yang terjadi di perbatasan Tajikistan-Afghanistan dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, sudah ada serangan drone dari Afghanistan yang mengenai pekerja asal China di Tajikistan.

1. Sebanyak dua penjaga perbatasan Tajikistan tewas dalam serangan teroris

SCNS mengatakan bahwa insiden konfrontasi ini terjadi di Distrik Shamsiddin Shohin, bagian selatan Tajikistan. Ketiga orang asal Afghanistan tersebut disebut berusaha melancarkan serangan ke pos penjaga perbatasan. 

Dilansir The Times of Central Asia, semua penyusup itu akhirnya tewas setelah sempat terlibat baku tembak dengan penjaga perbatasan. Tak hanya dari penyusup, dua petugas penjaga perbatasan dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut. 

Ketiga pelaku diketahui membawa peralatan tempur lengkap, termasuk tiga senapan laras panjang M-16, senapan Kalashnikov, dan tiga pistol buatan asing. Mereka bahkan membawa granat, alat peledak, dan kacamata malam, dan lainnya.

2. Tajikistan tuntut permintaan maaf dari Afghanistan

Menanggapi serangan ini, Tajikistan mendesak pemerintahan Taliban di Afghanistan untuk meminta maaf secara resmi kepada negaranya. Dushanbe menganggap Kabul tidak mampu mengatasi terorisme. 

“Fakta ini membuktikan bahwa Taliban tidak serius dan tidak mampu memberantas terorisme. Mereka tidak mampu menepati obligasi internasional dan janjinya untuk memastikan keamanan dan stabilitas di perbatasan Republik Tajikistan,” terangnya. 

Sementara itu, Tajikistan menyebut situasi di perbatasan Afghanistan saat ini mulai stabil. Sedangkan investigasi terkait peristiwa terorisme terakhir masih dilangsungkan. 

3. Tajikistan tepis minta bantuan Rusia untuk bantu jaga perbatasan Afghanistan

Pada awal Desember, Kementerian Luar Negeri Tajikistan menepis kabar soal permintaan bantuan kepada Rusia untuk menjaga perbatasan Afghanistan. Kabar ini muncul usai serangan drone yang menewaskan lima warga negara China. 

“Kabar tersebut dibuat-buat dan informasi tersebut tidak dapat diverifikasi kebenarannya. Situasi di perbatasan masih stabil dan ada di bawah kontrol dari otoritas Republik Tajikistan yang kompeten,” katanya, dilansir dari RFE/RL.

Di sisi lain, China sudah menginstruksikan warganya yang bekerja di pertambangan untuk meninggalkan perbatasan. Beijing juga mendesak Dushanbe untuk menjamin keamanan warganya di Tajikistan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team