Jakarta, IDN Times – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengecam keras serangan drone yang menewaskan enam pasukan penjaga perdamaian asal Bangladesh di Sudan Selatan. Serangan tersebut juga melukai delapan personel lainnya dan dinilai berpotensi merupakan kejahatan perang.
Insiden terjadi pada Sabtu (13/12/2025) dan menyasar basis logistik pasukan perdamaian PBB di wilayah Kadugli, Sudan. Serangan ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap personel internasional di tengah konflik bersenjata yang belum mereda di negara tersebut.
Dalam pernyataannya, Guterres menegaskan jika serangan terhadap pasukan perdamaian PBB tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun. Dia menekankan kewajiban semua pihak untuk melindungi personel PBB dan warga sipil.
Kematian para penjaga perdamaian ini juga memicu kecaman dari pemerintah Bangladesh, yang menyebut serangan tersebut sebagai kejahatan serius terhadap perdamaian internasional dan kemanusiaan.
