Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemprov Aceh Kirimkan Surat ke 2 Lembaga PBB, Minta Bantuan

Masjid Sekumur
Potret udara kondisi Desa Sekumur, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, Kamis (11/12/2025) pasca diterjang banjir pada Rabu (26/11/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Intinya sih...
  • Bantuan disesuaikan dengan tugas lembaga internasional
  • Gubernur Aceh terima bantuan relawan dari Malaysia dan China
  • Menteri Pertahanan sebut bantuan yang diterima bukan dari negara asing
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Memasuki pekan ketiga banjir Sumatra, masih terdapat sejumlah wilayah yang terisolir di Provinsi Aceh. Selain itu, mulai muncul pemandangan antrean untuk membeli gas elpiji.

Alhasil, Pemerintah Provinsi Aceh melayangkan surat ke dua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni United Nations Development Programme (UNDP) dan UNICEF untuk ikut terlibat dalam pemulihan banjir. Juru bicara Pemprov Aceh, Muhammad MTA, membenarkan adanya surat yang dikirimkan ke dua lembaga tersebut.

"Secara khusus, Pemerintah Aceh secara resmi telah menyampaikan permintaan keterlibatan beberapa lembaga internasional atas pertimbangan pengalaman bencana tsunami di tahun 2004, seperti UNDP dan UNICEF. Kami menyurati untuk ikut dalam pemulihan pascabencana," ujar Muhammad pada Minggu (14/12/2025).

UNDP merupakan lembaga yang fokus ke pembangunan negara, termasuk di dalamnya memberantas kemiskinan dan mengurani ketimpangan. Sedangkan, UNICEF fokus pada kesejahteraan anak.

Keterlibatan lembaga internasional itu, dijelaskannya, agar dapat memperkuat upaya pemulihan, terutama pada sektor-sektor yang menjadi fokus kerja masing-masing lembaga. UNICEF dan UNDP merupakan lembaga PBB yang telah lama bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, termasuk Aceh.

1. Bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi lembaga

UNICEF.jpg
Ilustrasi UNICEF (Dokumentasi UNICEF)

Muhammad mengatakan bentuak bantuan yang diberikan oleh UNICEF dan UNDP bakal disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi serta program kelembagaan masing-masing. Koordinasi lanjutan, kata Muhammad, akan dilakukan pemerintah pusat dengan lembaga tersebut dan instansi lainnya.

Sementara, sejauh ini sudah ada 77 lembaga dan 1.960 relawan yang masuk ke Aceh dalam upaya pemulihan bencana. Mereka datang dari berbagai lembaga atau LSM lokal, nasional dan internasional.

Adapun lembaga yang sudah masuk dalam desk relawan BNPB untuk Aceh yaitu Save The Children, Islamic Relief, ABF, DH Charity, FKKMK UGM, Mahtan Makassar, Relawan Nusantara, Baznas, EMT AHS UGM, Koalisi NGO HAM, Katahati Institute, Orari, Yayasan Geutanyoe, dan lainnya.

"Besar kemungkinan keterlibatan lembaga dan relawan akan terus bertambah dalam respon kebencanaan ini. Atas nama masyarakat Aceh dan korban Gubernur sangat berterima kasih atas niat baik dan kontribusi yang sedang mereka berikan demi pemulihan Aceh ini," ujar Muhammad.

2. Gubernur Aceh terima kedatangan relawan dari Malaysia

Blue Sky Rescue, Malaysia, Mualem
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menerima bantuan dari relawan dan tim medis asal Malaysia, Blue Sky Rescue (BSR) di Aceh. (www.instagram.com/@muzakirmanaf1964)

Sementara, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), sudah membuka pintu bantuan dari dunia internasional. Salah satunya bantuan dari relawan Blue Sky Rescue (BSR) asal Malaysia. Relawan dan tim medis itu diterima langsung oleh Mualem pada Rabu (10/12/2025) di Bandara Sultan Iskandar Muda (IM).

"Bantuan total itu mencapai tiga ton yang terdiri dari dua ton obat-obatan dan satu ton makanan. Bantuan ini akan kami salurkan ke daerah terdampak banjir, terutama ke posko pengungsian yang orang-orangnya sudah mengeluhkan penyakit gatal-gatal," ujar Mualem di akun media sosialnya, Minggu (14/12/2025).

Dia berterima kasih kepada Negeri Jiran karena ini kali kedua BSR mengirimkan bantuan ke Aceh.

"Terima kasih banyak kepada BSR dari Kuala Lumpur, kali ini kali kedua mereka membantu kita, khusus untuk rakyat Aceh yang terdampak banjir serta tanah longsor," katanya.

Sebelumnya, Mualem juga menerima kedatangan lima orang relawan asal China pada Rabu (10/12/2025). Mereka bertugas untuk membantu mengevakuasi jenazah dan telah dilengkapi alat khusus. Tetapi, Mualem menjelaskan kerja mereka belum bisa maksimal karena banyaknya puing-puing kayu di lokasi.

"Hasil kerja mereka (relawan China) tidak semaksimal karena medan masih digenangi oleh kayu-kayu," kata Mualem.

3. Menhan sebut itu bantuan yang diterima Aceh bukan dari negara asing

Sjafrie Sjamsoeddin, Menhan, Banjir Sumatra
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ketika memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin. (www.instagram.com/@sjafrie.sjamsoeddin)

Sementara, ketika ditanyakan kepada Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, soal bantuan internasional yang diterima oleh Pemprov Aceh. Dia menyebut bantuan tersebut bersifat personal kepada Gubernur Aceh.

"Sebenarnya yang dimaksud itu adalah (bantuan) personal. Termasuk bantuan personal dari China kepada Mualem yang ingin mencari jasad-jasad dari para korban bencana," ujar Sjafrie ketika dikutip dari keterangan video, Rabu (10/12/2025).

Di sisi lain, mantan Pangdam Jaya itu bersikeras pemerintah masih mampu mengatasi sendiri banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Sehingga, bantuan dari negara lain belum dibutuhkan. Apalagi, berdasarkan hasil evaluasi Presiden Prabowo Subianto, pemerintah mengklaim masih memiliki sumber daya yang cukup untuk mengatasi banjir di Sumatra.

"Beliau (Presiden Prabowo) sudah mengambil suatu evaluasi bahwa bencana ini adalah bencana yang dapat diatasi oleh bangsa kita sendiri," kata Sjafrie.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

BK DPRD DKI Umumkan Penerima Penghargaan 2026, Ini Daftarnya

14 Des 2025, 22:43 WIBNews