Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UNAMI PBB Resmi Akhiri Mandat di Irak pada Ujung Desember 2025

bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (Makaristos, Public domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Rakyat Irak melewati puluhan tahun kekerasan, perang, dan terorisme
  • Pencapaian penting termasuk penyusunan Konstitusi 2005 dan kekalahan ISIS
  • Irak kini hidup dalam perdamaian dengan keamanan meningkat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) resmi mengakhiri mandatnya pada 31 Desember. Ini menutup satu bab penting keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di negara tersebut sejak didirikan pada 2003, tak lama setelah tumbangnya rezim Saddam Hussein.

Selama lebih dari dua dekade, UNAMI mendampingi Irak melalui masa transisi politik, pemulihan pascakonflik, hingga menghadapi kekejaman kelompok ISIS atau Da’esh.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan, kemajuan yang dicapai rakyat Irak dalam beberapa tahun terakhir menjadi sumber inspirasi. Ia menyebut, penutupan mandat UNAMI sebagai penanda berakhirnya satu fase sejarah hubungan PBB dan Irak, sekaligus pembuka babak baru kerja sama di masa depan.

“Kami menyadari bahwa hari ini, ketika kami menutup satu bab dalam sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Irak, kami juga membuka bab yang lain,” ujar Guterres dikutip dari situs resmi PBB, Minggu (14/12/2025).

1. Irak dari konflik menuju perdamaian

ilustrasi perang Irak (commons.wikimedia.org/Sgt. Luis Lazzara, United States Army)
ilustrasi perang Irak (commons.wikimedia.org/Sgt. Luis Lazzara, United States Army)

Dalam pidatonya, Guterres memuji keberanian, ketangguhan, dan tekad rakyat Irak yang mampu melewati puluhan tahun kekerasan, penindasan, perang, terorisme, konflik sektarian, dan campur tangan asing. Ia menegaskan bahwa rakyat Irak tidak pernah goyah dalam komitmen membangun masyarakat yang damai dan inklusif.

“Melawan segala rintangan, rakyat Irak tidak pernah surut dalam komitmen Anda untuk membangun masyarakat yang damai dan inklusif berdasarkan supremasi hukum dan institusi demokratis,” kata Guterres.

Ia menyoroti sejumlah pencapaian penting selama dua dekade terakhir, termasuk penyusunan Konstitusi 2005, penyelenggaraan berbagai pemilihan nasional, serta kekalahan teritorial kelompok teroris ISIS. Menurutnya, Irak saat ini telah menjadi negara yang hidup dalam perdamaian dengan keamanan yang meningkat dan tekad kuat untuk memenangkan pertempuran pembangunan.

2. Peran UNAMI mendampingi Irak

Potret pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah konflik. (x.com/UNPeacekeeping)
Potret pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah konflik. (x.com/UNPeacekeeping)

Guterres menegaskan, UNAMI merasa terhormat dapat berjalan berdampingan dengan rakyat Irak. Misi tersebut, kata dia, telah memberikan masukan kepada pemerintah dan parlemen berturut-turut terkait reformasi hukum dan peradilan, mempromosikan hak asasi manusia, serta mendukung ruang sipil bagi perempuan, pemuda, dan kelompok minoritas.

Ketika ISIS menguasai sebagian besar wilayah Irak, UNAMI turut berperan dalam memobilisasi dan mengoordinasikan dukungan internasional untuk melindungi warga sipil serta jutaan pengungsi internal. Misi ini juga mendorong dialog politik yang inklusif dan rekonsiliasi nasional.

Selain itu, UNAMI membantu memastikan kepulangan jutaan pengungsi, termasuk mereka yang kembali dari kamp al-Hol di timur laut Suriah, serta anggota komunitas Yazidi yang mengalami kekerasan dan pelanggaran berat di tangan ISIS.

3. Penghormatan bagi staf dan kemitraan berkelanjutan

Pasukan Penjaga Perdamaian PBB UNIFIL. (twitter.com/@UNPeacekeeping)
Pasukan Penjaga Perdamaian PBB UNIFIL. (twitter.com/@UNPeacekeeping)

Dalam kesempatan itu, Guterres memberikan penghormatan kepada seluruh staf UNAMI, sekaligus mengenang para korban serangan teroris terhadap markas misi PBB di Baghdad pada 19 Agustus 2003 yang menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.

“Sangat mengharukan bagi kami dapat hadir bersama para penyintas dan keluarga korban,” ujarnya. Ia juga mengenang Sérgio Vieira de Mello, Perwakilan Khusus pertama yang memimpin UNAMI, serta menyampaikan apresiasi kepada staf nasional yang selama bertahun-tahun berkontribusi membangun kembali Irak.

Menutup pernyataannya, Guterres menyampaikan, hasil pertemuannya dengan Perdana Menteri Mohammed Shia’ al-Sudani, di mana ia menegaskan kembali komitmen PBB untuk terus mendukung Irak dalam memperkuat institusi, tata kelola, dan akuntabilitas, meningkatkan layanan publik, serta mendiversifikasi ekonomi.

“Saya menekankan bahwa meskipun sebuah misi berakhir, Perserikatan Bangsa-Bangsa akan selalu berjalan bersama rakyat Irak menuju perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan hak asasi manusia,” katanya.

Guterres juga mengapresiasi penamaan sebuah jalan di Baghdad sebagai ‘UN Street’, yang ia sebut sebagai simbol kuat kemitraan jangka panjang antara Irak dan PBB. “Ini adalah pengingat akan jalan yang telah kita tempuh bersama, dan jalan yang masih terbentang di depan,” ujarnya.

Ia menegaskan, penutupan UNAMI menandai normalisasi hubungan Irak dan PBB. “Hari ini adalah babak baru. Hubungan antara Irak dan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menjadi hubungan yang normal,” kata Guterres, seraya memastikan PBB akan terus mendampingi rakyat Irak di setiap langkah ke depan.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in News

See More

Fadli Zon Resmi Luncurkan Buku Sejarah Baru Indonesia

14 Des 2025, 16:00 WIBNews