Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Militer Israel serang Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan.
  • Jurnalis Palestina Hassan Eslaih tewas akibat serangan udara Israel.
  • Israel klaim menargetkan pusat komando Hamas, tapi tanpa bukti.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, pada Selasa (13/5/2025). Dua orang dilaporkan tewas, termasuk seorang jurnalis Palestina bernama Hassan Eslaih.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan bahwa Eslaih terbunuh saat menjalani perawatan di unit luka bakar Rumah Sakit Nasser. Pria itu mengalami luka parah akibat serangan Israel pada April lalu yang menargetkan tenda media di dekat rumah sakit yang sama. Dua jurnalis tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan itu.

Dalam unggahan di Telegram, militer Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan pusat komando dan kendali Hamas yang berada di dalam rumah sakit tersebut. 

“Kompleks itu digunakan oleh teroris untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teroris terhadap warga sipil dan pasukan Israel,” tulis militer, tanpa memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.

1. Eslaih dituduh sebagai pejuang Hamas

Eslaih adalah direktur kantor berita berita Alam24 sekaligus jurnalis lepas yang berkontribusi pada berbagai organisasi berita internasional. Ia telah lama menjadi sasaran serangan di media Israel, terutama karena liputannya di garis depan terkait serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Israel menuduh Eslaih sebagai pejuang Hamas, namun tuduhan tersebut dibantah keras olehnya.

“Dengan kesedihan dan simpati yang mendalam, Kantor Berita Alam24 berduka atas kehilangan direkturnya, jurnalis Hassan Abdel Fattah Eslaih, menyusul kesyahidannya dalam serangan udara Israel yang menargetkan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis beberapa saat yang lalu,” demikian pernyataan dari Alam24.

Bagi rekan-rekannya, Eslaih merupakan seorang mentor dan sosok yang berpengaruh bagi para calon jurnalis.

“Dia selalu menjadi salah satu orang yang berinisiatif membantu rekan-rekannya, memberi mereka materi, merekomendasikan nama, dan menyarankan tempat-tempat yang bisa kami datangi untuk syuting,” kata Ahmed Aziz, kontributor Middle East Eye.

2. Israel serang 36 rumah sakit di seluruh Gaza sejak Oktober 2023

Abu Ghali, seorang pekerja di Rumah Sakit Nasser, mengatakan bahwa Israel melancarkan serangan tanpa pandang bulu, tanpa membedakan antara warga sipil dan sasaran militer.

“Ini adalah rumah sakit sipil yang setiap saat menerima orang-orang yang terluka,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan Palestina juga mengecam serangan yang menargetkan pasien di rumah sakit, dan menyebutnya sebagai kejahatan keji.

“Penargetan berulang terhadap rumah sakit, termasuk pengejaran dan pembunuhan terhadap korban luka di dalam ruang perawatan, merupakan indikasi jelas niat pendudukan yang disengaja untuk menimbulkan kerusakan maksimal pada sistem layanan kesehatan,” kata kementerian tersebut dalam pernyataannya, dikutip dari Middle East Eye.

Pejabat Gaza menyebutkan bahwa Israel telah mengebom dan membakar sedikitnya 36 rumah sakit di seluruh wilayah tersebut sejak perang dimulai pada Oktober 2023. Menurut Konvensi Jenewa 1949, menyerang fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien merupakan tindakan yang melanggar hukum internasional.

3. Jumlah jurnalis Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel mencapai 215 orang

Dengan tewasnya Eslaih, jumlah jurnalis Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel sejak awal perang telah bertambah menjadi 215 orang. Menurut laporan dari Institut Watson untuk Hubungan Internasional dan Masyarakat, perang Israel di Gaza disebut sebagai konflik paling mematikan bagi jurnalis, karena tingginya jumlah pekerja media yang tewas.

"Kejahatan ganda ini mencerminkan upaya yang disengaja untuk menargetkan jurnalis Palestina – tidak hanya saat mereka bertugas di lapangan, tetapi juga saat mereka menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Kantor Media Pemerintah Gaza, dikutip dari Al Jazeera.

Pihaknya mendesak Federasi Jurnalis Internasional, Persatuan Jurnalis Arab, dan semua organisasi pers di seluruh dunia untuk mengecam kejahatan dilakukan Israel dan membawa kasus ini ke pengadilan internasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team