AS-Inggris Gempur 30 Fasilitas Milik Houthi di Yaman

Houthi sedang persiapkan serangan balasan

Jakarta, IDN Times - Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris kembali meluncurkan serangan terhadap 30 fasilitas militer Houthi di Yaman.

Dilansir dari Al Jazeera, Senin (5/2/2024), AS dan Inggris mengaku sudah menyerang puluhan fasilitas Houthi di udara dan 13 lokasi di darat.

“Serangan hari ini menyasar situs-situs yang merupakan fasilitas penyimpanan senjata, sistem rudal dan peluncur, sistem pertahanan udara serta radar Houthi,” sebut pernyataan bersama dari AS-Inggris.

Serangan ini juga didukung oleh sejumlah negara lain seperti Bahrain, Australia, Kanada, Denmark, Belanda serta Selandia Baru, yang juga tergabung dalam pernyataan bersama tersebut.

Ketegangan antara negara-negara Barat dengan Houthi yang didukung Iran kini semakin tajam seiring dengan meningkatnya serangan Israel ke Gaza. Houthi memang sempat menyerang Laut Merah untuk membela Palestina yang diserbu Israel.

Baca Juga: Demo di Jerman, Prancis, Swiss Tuntut Gencatan Senjata Gaza

1. Houthi tidak gentar hadapi AS cs

AS-Inggris Gempur 30 Fasilitas Milik Houthi di Yamantwitter.com/Aaliielyemeni

Sementara itu, milisi Houthi menegaskan bahwa mereka tidak gentar menghadapi ancaman dari AS dan koalisinya.

“Serangan AS dan Inggris tidak akan menghalangi lagi dan berjanji akan memberikan tanggapan usai puluhan sasaran diserang,” sebut Houhti.

Serangan AS cs tersebut juga dikecam Iran, menyusul serangan AS di Irak dan Suriah sehari sebelumnya, yang menyebutkan bahwa mereka menyerang fasilitas yang diduga milik Iran.

Baca Juga: Israel Serang Markas Organisasi Bulan Sabit Merah di Gaza 

2. Siapa milisi Houthi?

Yaman adalah salah satu negara di Timur Tengah yang paling parah terdampak dalam konflik perang saudara. Konflik telah terjadi selama bertahun-tahun dan mengakibatkan ratusan ribu orang mengungsi dari negaranya sendiri.

Salah satu kelompok yang dianggap menjadi dalang konflik di Yaman tersebut adalah kelompok Houthi atau Hutsi yang memiliki nama resmi Ansharallah yang berarti Penolong Agama Allah.

Kelompok ini mulai eksis pada tahun 1990-an dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh AS beserta sekutunya. AS dan sekutunya juga menuding bahwa Iran menyokong Houthi, sama seperti Iran mendukung Hizbullah. 

Baca Juga: DPR AS Usulkan Bantuan Terbaru untuk Israel Senilai Rp275 Triliun

3. Houthi adalah minoritas Syiah di Yaman

AS-Inggris Gempur 30 Fasilitas Milik Houthi di YamanKelompok Houthi di Yaman akan dimasukkan dalam daftar teroris oleh AS. Ilustrasi (twitter.com/Arab News)

Houthi terbentuk pada 1990-an untuk memerangi pemerintahan Presiden Ali Abdullah Saleh yang dituding melakukan korupsi di Yaman.

Houthi sendiri berasal dari Zaidi dan merupakan kelompok minoritas Muslim Syiah di Yaman. Mereka menyebut diri mereka sebagai poros perlawanan bersama Hamas dan Hizbullah untuk melawan Israel, AS, dan para negara-negara Barat.

Houthi sempat mendapat dukungan politik di Yaman pada 2014 untuk melawan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Bahkan, mereka bekerja sama dengan Saleh, sang mantan presiden untuk mengembalikannya ke kursi presiden. Namun, Saleh dibunuh oleh Houthi ketika berupaya berpihak pada Arab Saudi.

Houthi menguasai Provinsi Saada di Yaman utara dan berhasil merebut ibu kota Sana’a pada 2015. Aksi Houthi ini pun dihadang oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain yang melakukan serangan militer ke Yaman untuk menggulingkan Houthi.

Baca Juga: Hamas Tuntut Israel Bebaskan Pemimpin Fatah Marwan Barghouti 

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya