ASEAN Desak Myanmar Hentikan Kekerasan 

Kekerasan di perbatasan Myanmar-Thailand kembali memanas

Jakarta, IDN Times - Negara-negara anggota ASEAN mendesak semua pihak di Myanmar, serta perbatasan dengan Thailand untuk menghentikan kekerasan, menahan diri serta menjunjung hukum humaniter internasional.

Konflik yang dimaksud adalah di perbatasan Myanmar-Thailand yang kembali memanas serta konflik tak kunjung rampung di Negara Bagian Rakhine. Setidaknya, ada 25 warga Myanmar yang tewas akibat diserang junta militer pada pekan lalu di Rakhine.

"Kami mendesak semua pihak mengambil tindakan yang diperlukan untuk meredakan ketegangan dan menjamin perdamaian, perlindungan serta keselamatan seluruh warga sipil, termasuk warga negara asing dan warga negara anggota ASEAN," begitu pernyataan bersama para Menteri Luar Negeri ASEAN, dikutip dari laman resmi ASEAN, Jumat (19/4/2024).

1. Myanmar harus hindari dampak kemanusiaan

Sementara, para Menlu ASEAN menyampaikan soal keprihatinan atas konflik berkepanjangan di Myanmar, yang menyebabkan warga sipil mengungsi. Hal ini tentu menyebabkan dampak kemanusiaan lebih lanjut nantinya.

"Kami menyerukan semua pihak untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk memitigasi dampak konflik terhadap warga sipil, termasuk menciptakan lingkungan aman dan kondusif," tulis pernyataan bersama Menlu di ASEAN.

Baca Juga: PBB: Singapura Berhasil Menekan Ekspor Senjata ke Junta Myanmar 

2. ASEAN berkomitmen bantu Myanmar keluar dari konflik

ASEAN Desak Myanmar Hentikan Kekerasan Kursi Myanmar kosong di AMM Retreat 2023. (IDN Times/Sonya Michaella)

Selain itu, ASEAN juga berkomitmen terus membantu Myanmar keluar dari konflik melalui penerapan Lima Poin Konsensus secara penuh dan cepat serta menyeluruh.

"Kami juga mendukung upaya berkelanjutan dari AHA Centre serta inisiatif kemanusiaan lintas batas dari Thailand, yang sejalan dengan Lima Poin Konsensus serta dikoordinasikan melalui Ketua ASEAN dan Utusan Khusus Ketua ASEAN untuk Myanmar," bunyi pernyataan tersebut.

 

3. Menlu Thailand kunjungi perbatasan Myanmar

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Thailand, Parnpree Bahiddha-Nukara, mengunjungi Mae Sot di Thailand yang berbatasan dengan Myawaddy, Myanmar. Perbatasan ini telah diduduki oleh kelompok pemberontak Myanmar.

Pertempuran antara junta Myanmar dan kelompok bersenjata etnis minoritas Myanmar telah pecah pada pekan ini dan menyebabkan ratusan warga Myanmar kabur ke Thailand.

Kementerian Luar Negeri Thailand sempat menyatakan akan meninjau persiapan menghadapi lebih banyak lagi warga Myanmar masuk. Bahkan, Bangkok menyatakan siap menerima 100 ribu orang yang melarikan diri dari Myanmar.

Namun, Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, memperingatkan pertempuran di perbatasan tidak boleh meluas ke wilayah Thailand.

Baca Juga: Syarat Terbaru Masuk Thailand, Prosedur Imigrasi Jadi Lebih Mudah

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya