ASEAN Kutuk Pembakaran Al-Qur'an di Swedia dan Denmark

ASEAN sebut aksi pembakaran Al-Qur'an penistaan agama

Jakarta, IDN Times - Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN mengutuk keras sejumlah aksi Islamopobia yang belakangan terjadi di Eropa. Meski tak spesifik menyebut negaranya, ASEAN menyebut mereka mengutuk politikus sayap kanan yang membakar kitab suci Al-Qur'an.

"Kami mengutuk dengan keras tindakan ekstremis, politikus sayap kanan di negara-negara tertentu yang membakar dan menodai Al-Qur'an, bulan lalu. Tindakan penistaan agama ini telah melukai dan menodai toleransi beragama," sebut pernyataan bersama ASEAN dalam ASEAN Foreign Minister Retreat di Jakarta, Sabtu, 4 Februari 2023.

Baca Juga: Diplomasi Batik Indonesia di ASEAN Foreign Minister Retreat

1. Komitmen ASEAN mempromosikan dialog

ASEAN Kutuk Pembakaran Al-Qur'an di Swedia dan DenmarkPara Menlu ASEAN memakai batik di pertemuan AMM Retreat. (IDN Times/Sonya Michaella)

Dalam pernyataan tersebut, ASEAN menegaskan bahwa kebebasan berekspresi harus dilaksanakan secara bertanggung jawab.

"Kami menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk terus mendorong dialog dan pemahaman, serta mempromosikan semangat hidup berdampingan secara damai untuk mencapai perdamaian dan keharmonisan dalam komunitas global yang beragam," lanjut pernyataan tersebut.

2. Indonesia minta Swedia jangan ada pembakaran Al-Qur'an lagi

ASEAN Kutuk Pembakaran Al-Qur'an di Swedia dan DenmarkDirektur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Buntut pembakaran Al-Qur'an di Swedia, Denmark, dan Belanda, Kementerian Luar Negeri RI telah memanggil tiga duta besar negara tersebut yang berkedudukan di Jakarta. Pemanggilan ini dilakukan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu RI, Umar Hadi, beberapa hari lalu.

"Demokrasi memang tidak selalu sempurna. Makanya harus dijaga betul-betul," kata Umar, kepada IDN Times, Jumat (3/1/2023).

Dalam pemanggilan itu, Umar mengingatkan kepada tiga duta besar negara tersebut, agar jangan sampai ada aksi intoleran lagi. Dia berharap ada dialog yang terjadi agar situasi bisa lebih terkendali, dan rasa saling menghormati keberagaman tercipta.

"Saya ingatkan lagi, jangan sampai ada aksi intoleran seperti itu lagi. Saya maunya ada dialog. Yang disebut interfaith dialog itu bukan ketemu sama orang-orang converted. Jadi, temanya adalah bagaimana menjaga pluralisme ini. Ini soal demokrasi dan komunitas sosial terbuka," ujar mantan Duta Besar RI untuk Korea Selatan ini.

Baca Juga: Tegas! Polisi Norwegia Larang Aksi Pembakaran Al-Qur'an 

3. Provokasi yang tidak perlu

Aksi membakar Al-Qur'an tersebut memicu kemarahan negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, termasuk Indonesia. 

"Kami menyampaikan kutukan kekecewaan atas terjadinya pembakaran Al-Qur'an oleh seorang warga Swedia-Denmark dan juga aktivis politik, Rasmus Paludan. Kami juga kecewa karena itu bukan kali pertama terjadi," kata Umar.

Poin kedua yang disampaikan Umar yakni pemerintah meminta Swedia untuk memastikan agar peristiwa serupa tidak kembali berulang. Sebab, aksi pembakaran Al-Qur'an dianggap sebagai provokasi yang tidak ada manfaatnya.

"Ini kan provokasi tak perlu," tutur dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya