Belasan Tewas, Rusia Minta Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh

AS dan Prancis juga menyerukan hal yang sama

Jakarta, IDN Times - Belasan orang dilaporkan tewas akibat operasi antiteror yang diluncurkan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh untuk melawan apa yang mereka sebut separatis Armenia.

Dilansir dari Al Jazeera, Rabu (20/9/2023), 200 orang juga dilaporkan terluka akibat operasi Azerbaijan ini.

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, tetapi sebagian wilayahnya dikuasi oleh Armenia yang mengatakan wilayah tersebut adalah tanah leluhur mereka.

Baca Juga: Menlu China-Rusia Gelar Pertemuan di Moskow, Hubungan Makin Lengket

1. Rusia bantu evakuasi warga

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, misi penjaga perdamaian Rusia yang beranggotakan dua ribu orang di Nagorno-Karabakh sedang mengevakuasi warga sipil dan memberikan bantuan medis di tengah bentrokan tersebut.

“Kami mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk segera menghentikan pertumpahan darah, menghentikan permusuhan,” sebut Kemlu Rusia, dalam pernyataannya.

Sementara itu, pejabat di Baku menegaskan, pertempuran akan terus berlanjut hingga kelompok separatis di Nagorno, menyerah.

“Angkatan bersenjata ilegal Armenia harus menyerah. Jika tidak, operasi antiteroris ini akan terus berlanjut,” kata Pemerintah Azerbaijan.

Baca Juga: Pengadilan Rusia Tolak Banding Jurnalis AS yang Ditahan

2. Azerbaijan gempur wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh

Pasukan Azerbaijan menggempur wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh dengan artileri, jet, dan drone sejak kemarin. Benteng pasukan Armenia juga telah diserang dan lebih dari tujuh ribu orang dievakuasi dari 16 desa di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna, menyebut, serangan ini ilegal dan tidak dapat diterima.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken yang menelepon Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan serta Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.

“Saya menyerukan segera dilakukan gencatan senjata di Nagorno-Karabakh,” ucap Blinken.

Baca Juga: Agresi Militer Azerbaijan di Nagorno-Karabakh Dikecam Armenia

3. Konflik Azerbaijan-Armenia membara lagi

Kedua negara bekas Uni Soviet yang bersaing di wilayah Kaukasus ini telah bentrok dua kali untuk memperebutkan Nagorno-Karabakh, yakni pada tahun 1990-an dan 2020 silam.

Operasi antiteror ini dilakukan sebagai tanggapan Azerbaijan terhadap kematian enam orang, termasuk empat petugas polisi dalam dua ledakan ranjau darat, kemarin.

Baca Juga: Tegang dengan Azerbaijan, Armenia Latihan Militer Bersama AS

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya