Biden Desak Netanyahu Buka Jalur Perbatasan Rafah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gedung Putih kini mendesak Israel, yang sudah menduduki sisi Palestina di perbatasan Rafah, untuk sesegera mungkin membuka perbatasan Kerem Shalom.
Hal ini ditegaskan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu via panggilan telepon, kemarin. Pasalnya, perbatasan Rafah ini adalah pintu masuk utama pengiriman bantuan kemanusiaan dari Mesir.
“PM Israel meyakinkan Presiden Biden bahwa perbatasan akan segera dibuka,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, dikutip dari Anadolu, Rabu (8/5/2024).
“Kita ingin pembukaan perbatasan itu dilakukan secepatnya. Sangat penting bagi bantuan kemanusiaan ini terus mengalir. Ini poin utama yang disampaikan Presiden Biden ke PM Israel,” lanjut dia.
Penutupan perbatasan Kerem Shalom ini dilakukan lantaran Israel mengaku telah diserang roket Hamas di area tersebut dan juga di wilayah Re'im, selatan Israel.
1. Israel klaim sedang lakukan penyisiran
Sementara itu, militer Israel mengklaim bahwa pasukannya sedang melakukan operasi penyisiran di wilayah timur Rafah yang berhasil diduduki ini. Mereka juga menyebut telah membunuh 20 pria bersenjata asal Palestina.
“Kami memantau situasi ini dengan sangat cermat untuk melihat bagaimana perkembangannya,” ucap Kirby lagi.
Sampai hari ini, AS dan negara-negara Eropa, yang merupakan sekutu Israel, menolak tegas dan meminta agar Israel tidak menyerang Rafah. Namun Israel nekat tetap meluncurkan serangannya.
Editor’s picks
2. Jumlah korban tewas di Gaza bertambah
Jumlah korban tewas di Gaza karena serangan Israel kini kian bertambah. Dalam data Kementerian Kesehatan Gaza per Selasa, 7 Mei 2024 kemarin, jumlah korban tewas meningkat jadi 34.800 orang.
Sementara jumlah korban terluka juga ikut meningkat menjadi 78.204 orang. Jumlah ini termasuk 54 warga Palestina tewas dan 96 warga yang terluka dalam 24 jam terakhir, akibat serangan Israel.
3. Bencana kemanusiaan terjadi jika perbatasan Rafah ditutup
Kepala kantor kemanusiaan PBB di Palestina Andrea de Dominico mengatakan bahwa penutupan perbatasan Rafah bisa mengancam nyawa warga Palestina, khususny anak-anak.
“Kami melihat sekitar 200 keluarga harus berpindah per jamnnya. Dampak kemanusiaan sangat besar jika perbatasan Rafah ini ditutup karena bantuan dan bahan bakar masuk dari situ,” tutur dia.
“Operasi kemanusiaan juga tidak bisa berlangsung tanpa adanya bahan bakar. Jika pasokan nutrisi tidak dapat diakses karena penutupan penyeberangan, sekitar 3 ribu anak Palestina akan mengalami gizi buruk serta pelayanan kesehatan di sini akan terhenti,” ungkap dia.
Baca Juga: PBB Kecam Perintah Israel Relokasi Warga Palestina dari Rafah