China Anggap Konflik Rusia-Ukraina Lepas Kendali  

China meminta semua pihak menahan diri

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, menyatakan pihaknya sangat prihatin dengan konflik yang terjadi di Ukraina. China menyebut konflik Rusia dan Ukraina eskalasinya terus meningkat dan mulai lepas kendali.

"Sudah hampir setahun sejak krisis di Ukraina meningkat secara menyeluruh. China sangat prihatin, konflik semakin intens dan bahkan lepas kendali," kata Qin, dikutip Channel News Asia, Selasa (21/2/2023).

1. China mendesak semua pihak untuk menahan diri

Qin mendesak agar semua pihak yang bersangkutan untuk berhenti "menyiram bensin ke api yang sedang berkobar" sesegera mungkin. Semua pihak, juga dimintanya berhenti menyalahkan China yang diduga mendukung Rusia.

"Beijing akan menawarkan diri untuk penyelesaian krisis politik Ukraina serta bekerja dengan komunitas internasional untuk mempromosikan dialog dan konsultasi, mengatasi masalah semua pihak, hingga menciptakan keamanan untuk bersama," tutur Qin.

Baca Juga: Diplomat Top China Kunjungi Rusia, Bahas Apa?

2. Eks Menlu China kunjungi Rusia

China Anggap Konflik Rusia-Ukraina Lepas Kendali  Menteri Luar Negeri China, Wang Yi (youtube.com/Sekretariat FPCI)

Sementara itu, seolah membalas kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, ke Ukraina, diplomat top China, Wang Yi, yang juga eks menteri luar negeri, dijadwalkan akan ke Rusia pekan ini.

Kendati demikian, tak dirinci isu apa saja yang dibawa Wang Yi ke Rusia. Kementerian Luar Negeri China juga tak membeberkan siapa saja yang akan ditemui oleh Wang Yi.

Sebelumnya, Beijing tampak selalu hati-hati dalam menanggapi konflik Rusia dan Ukraina. China juga tidak pernah mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan sempat menyalahkan NATO karena memprovokasi konflik.

3. AS ultimatum China agar tak sumbang senjata ke Rusia

China Anggap Konflik Rusia-Ukraina Lepas Kendali  Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. (Instagram.com/secblinken)

Wang Yi juga sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, di Munich, Jerman. Dalam pertemuan tersebut, Blinken meminta agar China tidak memberikan bantuan senjata ke Rusia.

Blinken menyatakan AS prihatin dengan adanya rencana China untuk memberikan dukungan kepada Rusia. Blinken menyampaikan kepada Wang Yi, akan ada konsekuensi serius terkait hubungan AS-China jika rencana itu dilaksanakan.

"Ada berbagai jenis bantuan yang setidaknya sedang dipertimbangkan China untuk diberikan ke Rusia, termasuk senjata," ujar Blinken.

China dan Rusia disebut telah meneken kemitraan "tanpa batas" pada Februari tahun lalu. Itu terjadi tak lama sebelum pasukan Rusia menginvasi Ukraina. Hubungan ekonomi kedua negara ini juga semakin erat karena koneksi Moskow dengan Barat perlahan terputus.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya