China Gelar Latihan Militer Besar di Sekitar Taiwan

Latihan militer digelar selama dua hari

Jakarta, IDN Times - China dilaporkan telah meluncurkan latihan militer skala besar yang rencananya digelar selama dua hari di sekitar Taiwan. Latihan ini dimulai pada Kamis kemarin sekitar pukul 07.45 pagi waktu setempat.

Dilansir Xinhua pada Jumat (24/5/2024), latihan ini berpusat di sekitar Selat Taiwan, lalu di bagian utara, selatan dan timur Pulau Taiwan, dan di daerah-daerah sekitar Pulau Kinmen, Matsu, Wuqiu dan Dongyin.

Puluhan jet tempur Beijing diterbangkan dan membawa amunisi aktif untuk melakukan serangan tiruan terhadap apa yang disebutnya ‘target militer’.

1. Sebagai hukuman untuk Taiwan

Kolonel Angkatan Laut China, Li Xi menyebut bahwa latihan tersebut adalah bentuk dari hukuman berat atas tindakan Taiwan dan peringatan serius terhadap pihak luar yang ikut campur dalam masalah domestik China.

“Latihan ini berfokus pada patroli kesiapan tempur laut dan udara serta perebutan kontrol medan perang yang komprehensif serta serangan presisi gabungan terhadap target utama,” beber Li.

Baca Juga: Presiden Baru Lai Ching-te Minta China Berhenti Ancam Taiwan

2. Sempat melewati garis median Taiwan

Sementara itu, seorang pejabat pemerintahan senior Taiwan yang bertanggung jawab atas urusan keamanan mengatakan, Taipei mendeteksi adanya 30 pesawat China yang melintasi Garis Median menuju Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan.

Garis Median ini adalah titik demarkasi informal di Selat Taiwan yang tidak pernah diakui Beijing.

Taiwan juga langsung mengerahkan kapal perangnya untuk memantau situasi tersebut. Sejauh ini terlihat, tidak ada kapal induk China yang terlibat dalam latihan itu.

3. Taiwan baru saja lantik presiden baru, Lai Ching-te

China Gelar Latihan Militer Besar di Sekitar Taiwanpotret Lai Ching-te.(twitter.com/賴清德Lai Ching-te)

Presiden Taiwan yang baru saja dilantik, Lai Ching-te, meminta China menghentikan ancaman dan politiknya terhadap Taiwan. Saat berpidato dalam pelantikannya pada Senin (20/5/2024), Lai mengatakan bahwa perdamaian adalah satu-satunya pilihan dan Beijing harus menghormati pilihan rakyat Taiwan.

"Saya juga ingin mendesak China untuk berhenti mengintimidasi Taiwan secara politik dan militer, dan mengambil tanggung jawab global bersama Taiwan untuk bekerja keras menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di kawasan, untuk memastikan dunia tanpa rasa takut terhadap Taiwan,” kata Lai.

“Kami juga ingin menyatakan hal ini kepada dunia: Taiwan tidak memberikan konsesi terhadap demokrasi dan kebebasan. Perdamaian adalah satu-satunya pilihan dan kemakmuran adalah tujuan kami untuk perdamaian dan stabilitas jangka panjang,” lanjut dia.

Baca Juga: Menlu Taiwan: Negara Demokrasi Harus Lawan China-Rusia

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya