China Kekeringan Parah, KBRI Beijing Pantau Kondisi WNI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah China telah mendeklarasikan keadaan darurat terkait kekeringan parah yang terjadi di negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
Akibat kekeringan parah ini, Sungai Yangtze bahkan dilaporkan menyusut. Para pejabat Negeri Tirai Bambu mengatakan bahwa penyebab kekeringan parah ini karena perubahan iklim.
1. KBRI Beijing terus memantau perkembangan pemerintah setempat
Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun, mengatakan bahwa KBRI Beijing terus memonitor perkembangan terkait kondisi darurat yang dikeluarkan China.
“Kami menginfokan di grup WeChat agar WNI memerhatikan perkembangan kondisi panas dan kekeringan saat ini,” kata Djauhari, kepada IDN Times, Senin (22/8/2022).
Djauhari menambahkan, pengumuman tersebut dikeluarkan untuk meningkatkan kesiagaan di sejumlah China bagian selatan dari tingkat biru (terendah) menjadi kuning, satu level di atas tingkat biru.
Baca Juga: China Umumkan Keadaan Darurat akibat Kekeringan Parah
2. Suhu mencapai 40 derajat celcius
Sementara itu, suhu di sejumlah wilayah di China juga dilaporkan sangat panas, yaitu melebihi 40 derajat celcius. Distrik Beibei, utara pusat kota Chongqing, mengalami suhu mencapai 45 derajat celcius.
Chongqing menyumbang enam dari 10 lokasi terpanas di negara itu, di mana suhu di distrik Bishan sudah mendekati 39 derajat celcius. Sementara, Shanghai sendiri sudah mencapai 37 derajat celcius.
3. Sebanyak 66 sungai di China telah mengering
Selain itu, sebanyak 66 sungai di 34 kabupaten di wilayah barat daya Chongqing juga dilaporkan telah mengering.
Menurut Badan Meteorologi China, curah hujan di Chongqing tahun ini turun hampir 60 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini menyebabkan tanah di beberapa distrik sangat kekurangan kelembaban.
Baca Juga: Suhu Tembus 45 Derajat, China Umumkan Peringatan Kekeringan Nasional