Demo Pro Palestina di Inggris, PM Sebut Ada Anti-Semitisme

PM Rishi Sunak minta demo disetop

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak meminta para pemimpin universitas di Inggris menjamin keselamatan semua mahasiswa di tengah demo pro Palestina yang berlangsung di negara tersebut.

“Universitas harus jadi tempat perdebatan sengit tapi juga harus menjadi benteng toleransi dan rasa hormat terhadap setiap komunitasnya,” kata Sunak, dikutip dari Anadolu, Jumat (10/5/2024).

“Minoritas yang vokal di kampus-kampus kita, mengganggu kehidupan dan studi rekan-rekan mahasiswa mereka dan beberapa kasus terkait dengan anti-Semitisme. Hal ini harus dihentikan,” lanjut dia.

Namun dalam pernyataan ini, Sunak tak sedikit pun menyinggung soal mahasiswa yang berdemo pro Palestina.

1. Demo pro Palestina menyebar ke negara Eropa

Demo pro Palestina kini menyebar masif ke kampus-kampus negara-negara Eropa dan menimbulkan bentrokan, yang mengakibatkan adanya penangkapan demonstran oleh kepolisian setempat.

Polisi Belanda mengatakan telah menangkap 169 orang dan membubarkan sebuah perkemahan pro Palestina di Universitas Amsterdam.

Sebelum intervensi polisi, kekerasan juga terjadi dengan kelompok kecil demonstran tersebut.

Sekitar 50 orang juga melakukan aksi unjuk rasa di luar perpustakaan Universitas Utrecht, Belanda, dan ada juga beberapa kelompok kecil di Universitas Delft.

Baca Juga: Demo Mahasiswa Pro Palestina Meluas ke Eropa

2. Ada demo juga di Jerman

Tak hanya di Belanda, demo pro Palestina juga terjadi di Jerman, di mana para mahasiswa sebuah universitas di Leipzig mengibarkan bendera Palestina di ruang kuliah, bertuliskan “universitas harus melawan genosida”.

Para pengunjuk rasa juga membuat barikade dari pintu ruang kuliah dan mendirikan tenda di halaman. Sementara, protes pro Israel sebagai balasan protes pro Palestina tersebut juga terjadi di Leipzig dan berujung pada penangkapan sekitar 15 orang.

3. Demo menyebar ke Swiss, Austria dan Belgia

Demo mahasiswa pro Palestina ini juga terjadi di Swiss, yaitu di Zurich, Jenewa dan Lausanne.

Universitas Lausanne mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak alasan untuk menghentikan hak kebebasan berpendapat ini, namun tidak bisa memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel, seperti yang dituntut oleh para mahasiswa.

Baca Juga: Israel Duduki Sisi Palestina di Perbatasan Rafah

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya