Dubes RI Bertekad Tambah Jumlah PMI di Korsel 

Terutama di bidang keterampilan yang lebih tinggi

Jakarta, IDN Times - Peningkatan kerja sama di berbagai bidang menjadi komitmen Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara ini.

“Kerja sama Indonesia dengan Korsel tidak hanya antar pemerintah atau bisnis, tapi juga masyarakatnya,” kata Duta Besar RI untuk Korsel, Gandi Sulistiyanto, dalam konferensi pers daring, Jumat (17/2/2023).

Salah satu perjanjian dua negara ini adalah Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IK-CEPA, yang sudah mulai diimplementasikan per tahun ini.

1. Bertekad tingkatkan jumlah Pekerja Migran Indonesia

Dubes RI Bertekad Tambah Jumlah PMI di Korsel Ilustrasi TKI yang tiba di Bandara Ahmad Yani, Semarang (Dokumentasi Bandara Ahmad Yani)

Gandi bertekad untuk terus meningkatkan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Korsel. Dengan harapan, jumlah itu dibarengi dengan kualitas PMI di Korea Selatan. Sebab, hingga sekarang, masih banyak PMI dengan keahlian yang rendah.

"KBRI Seoul sedang menjajaki upaya perluasan kesempatan kerja para PMI di Korsel sebagai karyawan dengan keterampilan lebih tinggi. Kami mulai negosiasi dengan Kementerian Kehakiman Korsel," ujar Gandi.

Baca Juga: Korsel Diminta Bayar Kompensasi kepada Korban Perang Vietnam 

2. Korsel terkenal dengan gaji yang tinggi

Dubes RI Bertekad Tambah Jumlah PMI di Korsel Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto. (IDN Times/Sonya Michaella)

Dalam wawancara terpisah dengan IDN Times beberapa waktu yang lalu, Gandi menjelaskan bahwa Korsel memang memberikan upah yang cukup tinggi untuk pekerja migran yaitu minimum 1,9 juta won atau setara dengan Rp22 juta.

"Pada 2023, UMR-nya akan naik jadi dua juta won. Selain itu, undang-undang tenaga kerja di Korsel ini jelas dan melindungi semua pekerja, termasuk migran," tutur Gandi, kala itu.

Saat ini, menurut data, PMI di Korsel ada sekitar 42 ribu orang. Jumlah ini naik 35 persen dari 2021 lalu.

"Namun, saya kurang puas karena sebagian besar PMI ini kerja di sektor manufaktur dan perikanan sebagai anak buah kapal. Hanya dua sektor ini saja yang boleh masuk," ungkapnya.

3. Tingkatkan kerja sama ekonomi

Dubes RI Bertekad Tambah Jumlah PMI di Korsel ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Selain itu, Gandi juga bertekad untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Korsel. Salah satu fokusnya adalah di bidang pertanian.

"Pertanian (yang akan ditingkatkan). Saya bilang produk pertanian, belum ada yang bisa tembus. Kecuali, yang selama ini dipasok perusahaan besar. Produk pertanian seperti pisang, salak, rambutan, durian. Makanya, saya kecewa kenapa dari kita enggak bisa masuk," kata Gandi, ketika ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Saat ini, Indonesia berada di peringkat empat dalam kerangka hubungan ekonomi dengan Korsel, di bawah Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Baca Juga: 29 Calon PMI Ilegal Terjaring, Rencana Diberangkatkan ke Arab Saudi

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya