Erdogan: Turki Siap Jadi Tuan Rumah Perdamaian Rusia-Ukraina

Erdogan harap perang Rusia-Ukraina bisa segera berakhir

Jakarta, IDN Times - Turki siap menjadi tuan rumah pertemuan puncak antara Ukraina dan Rusia dalam upaya mengakhiri perang. Hal ini diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istanbul.

Dalam pertemuan keduanya yang digelar selama satu jam, Erdogan dan Zelenskyy membahas perkembangan perang Ukraina-Rusia, keamanan Laut Hitam termasuk kesepakatan gandum yang sudah tidak berlaku hingga hubungan bilateral dua negara.

“Saya sampaikan pandangan saya, kami siap memberikan kontribusi kami agar perang berakhir di meja perundingan. Kami siap jadi tuan rumah pertemuan puncak perdamaian yang juga bisa dihadiri Rusia,” kata Erdogan, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (9/3/2024).

Turki sendiri pernah menjadi tuan rumah perdamaian konflik Rusia dan Ukraina pada 2022 lalu. Namun sejak saat itu, tidak ada langkah diplomatik yang berhasil diambil.

1. Ukraina gelar KTT Perdamaian di Swiss

Sementara itu, terkait KTT Perdamaian yang bakal digelar di Swiss tahun ini, Zelenskyy menyatakan bahwa Rusia tidak akan diundang.

“Kami tidak melihat satu pun perwakilan Rusia di KTT ini. Kami tidak melihat bagaimana Anda bisa mengundang orang-orang yang menghalangi, menghancurkan dan membunuh segalanya. Kami ingin mendapatkan hasil perdamaian yang adil,” ucap Zelenskyy.

Baca Juga: 5 Tradisi Ramadan di Turki yang Unik dan Menarik, Seperti Apa?

2. Rusia sempat serang Odessa di tengah pertemuan Zelenskyy dan PM Yunani

Angkatan Laut Ukraina mengatakan pelabuhan Odessa di bagian selatan telah diserang Rusia. Setidaknya lima orang tewas.

Serangan terjadi ketika Perdana Menteri (PM) Yunani Kyriakos Mitsotakis berkunjung ke Odessa pada Rabu (6/3/2024). Dia mengaku mendegar suara sirene peringatan dan ledakan.

Zelenskyy mengatakan pasukan Moskow sudah gila karena melakukan serangan yang tidak peduli targetnya. Moskow dinilai sudah tidak dapat mengendalikan apa yang dilakukan oleh tentaranya.

3. Kabar perang di media berbeda dengan perang sesungguhnya di lapangan

Serangan Rusia terjadi ketika Zelenskyy memberi tur keliling kota yang hancur kepada Mitsotakis. 

"Ini adalah pengalaman yang sangat intens. Sungguh berbeda membaca tentang perang di surat kabar, dan mendengarnya dengan telinga Anda sendiri, melihatnya dengan mata kepala Anda sendiri," kata Mitsotakis dalam konferensi pers.

PM Yunani mengatakan ledakan terjadi di dekat mereka. Rombongan tersebut juga tidak punya waktu untuk mencari tempat berlindung. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, dia mengutuk keras serangan keji terhadap infrastruktur pelabuhan Odessa selama kunjungan PM Yunani.

Baca Juga: Rusia Serang Odessa di Tengah Kunjungan PM Yunani ke Ukraina

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya