Hubungan Indonesia dan Korsel Makin Mesra di Usia 50 Tahun
![Hubungan Indonesia dan Korsel Makin Mesra di Usia 50 Tahun](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20231130/korea-85c24e4756871365fc26319833a459dd_600x400.jpeg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Duta Besar Korea Selatan (Korsel) untuk Indonesia Lee Sang Deok mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara pertama bagi Korsel untuk mengembangkan ladang minyak dan mendirikan kantor cabang KOICA (Korea International Cooperation Agency) di luar negeri.
Hal ini diungkapkan Lee saat perayaan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Korsel.
“Indonesia adalah mitra pertama Korsel yang bersama-sama memproduksi senjata mutakhir generasi baru dan juga negara satu-satunya yang menjalin hubungan Special Strategic Partnership dengan Korsel di kawasan Asia Tenggara,” kata Lee, dalam pidato pembukaannya, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (30/11/2023).
1. Memperkuat hubungan di tengah persaingan
Lee menekankan, memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Korsel merupakan sebuah keharusan di tengah dinamisnya persaingan global antara beberapa negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan China.
Selain itu, pertukaran budaya antara Indonesia dan Korsel juga merupakan salah satu faktor yang mempererat hubungan kedua negara.
“Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap K-Pop dan K-food sudah bukan hal yang mengejutkan lagi. Banyak warga Korea juga yang mulai mengenal budaya Indonesia,” ungkap Lee.
Editor’s picks
Baca Juga: Buat Puisi yang Memuji Korut, Pria Korsel Divonis 14 Bulan Penjara
2. Berbagi nilai bersama
Ia menambah, lewat kemitraan strategis khusus ini, kedua negara saling berbagi nili-nilai bersama, seperti demokrasi, ekonomi berorientasi pasar dan supremasi hukum.
"Indonesia menjadi tujuan investasi asing langsung pertama, tujuan ekspor tanaman luar negeri pertama, mitra pertama dalam pengembangan ladang minyak asing, dan mitra pertama dalam pengembangan bersama pesawat jet generasi mendatang, pesawat tempur KF-21/IFX," ungkap dia.
3. Kemajuan dalam 50 tahun
Menurut Lee, ada sekitar 140 kali lipat peningkatan sejak hubungan diplomatik dua negara terjalin, terutama di berbagai sektor seperti industri manufaktur tradisional menjadi sektor mutakhir.
“Saya berharap hubungan bilateral kita berkembang menjadi hubungan yang kokoh dan tak ternilai, seperti 'satu jiwa yang bersemayam dalam dua tubuh’,” katanya.