Israel Duduki Sisi Palestina di Perbatasan Rafah

Akibatnya sisi Palestina dari perbatasan ditutup

Jakarta, IDN Times - Militer Israel mengklaim bahwa pasukannya berhasil mengambil alih sisi Palestina dari perbatasan Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

“Brigade lapis baja ke-401 telah mengambil alih kendali operasional perbatasan Rafah di sisi Palestina dalam operasi sapu bersih,” sebut pernyataan dari militer Israel, dikutip dari Times of Israel, Rabu (8/5/2024).

Akibatnya, perbatasan Rafah yang dari sisi Palestina sudah ditutup untuk sementara waktu, menyusul masuknya tank-tank Israel. Rafah sendiri merupakan salah pintu masuk utama bantuan kemanusiaan ke Gaza via Mesir.

1. Hamas ancam tak jadi gencatan senjata jika Israel serang Rafah

Pejabat Hamas, Osama Hamdan, memperingatkan bahwa jika militer Israel nekat dan terus menyerang Rafah, maka tidak akan ada gencatan senjata. Hal ini berarti tidak akan ada juga pembebasan sandera Israel.

“Kami tegaskan operasi militer di Rafah jika terus dilakukan, itu akan membuat Israel berada di situasi sulit,” kata Hamdan.

“Keputusan ada di tangan Netanyahu. Proposal gencatan senjata yang kami setujui mewakili upaya minimum untuk menanggapi tuntutan rakyat dan perlawanan kami,” lanjut dia.

Baca Juga: Israel Mulai Serang Rafah saat Hamas Setuju Gencatan Senjata

2. Jumlah korban tewas di Gaza bertambah

Jumlah korban tewas di Gaza karena serangan Israel kini kian bertambah. Dalam data Kementerian Kesehatan Gaza per Selasa, 7 Mei 2024 kemarin, jumlah korban tewas meningkat jadi 34.789 orang.

Sementara jumlah korban terluka juga ikut meningkat menjadi 78.204 orang. Jumlah ini termasuk 54 warga Palestina tewas dan 96 warga yang terluka dalam 24 jam terakhir, akibat serangan Israel.

3. Penutupan perbatasan Rafah sangat mengancam nyawa warga Palestina

Sementara itu, Kepala kantor kemanusiaan PBB di Palestina Andrea de Dominico mengatakan bahwa penutupan perbatasan Rafah bisa mengancam nyawa warga Palestina, khususny anak-anak.

“Kami melihat sekitar 200 keluarga harus berpindah per jamnnya. Dampak kemanusiaan sangat besar jika perbatasan Rafah ini ditutup karena bantuan dan bahan bakar masuk dari situ,” tutur dia.

“Operasi kemanusiaan juga tidak bisa berlangsung tanpa adanya bahan bakar. Jika pasokan nutrisi tidak dapat diakses karena penutupan penyeberangan, sekitar 3 ribu anak Palestina akan mengalami gizi buruk serta pelayanan kesehatan di sini akan terhenti,” ungkap dia.

Baca Juga: PBB Kecam Perintah Israel Relokasi Warga Palestina dari Rafah

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya