Israel Mulai Bom Rafah, 11 Orang Tewas

Israel nampaknya tidak peduli dengan resolusi DK PBB

Jakarta, IDN Times - Israel mulai mengebom Kota Rafah, yang terletak di perbatasan Gaza dan Mesir. Rafah juga merupakan tempat perlindungan sekitar satu juta warga Palestina dari utara akibat serangan Israel.

Dilansir Channel News Asia pada Kamis (28/3/2024), salah satu serangan udara dari Israel tersebut menewaskan 11 orang.

“Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya tidak tahu harus berkata apa. Orang tua saya. Ayah saya jadi korban. Kami mengungsi dari ujung Gaza ke Rafah,” kata seorang warga Palestina yang anggota keluarganya jadi korban.

 

1. DK PBB keluarkan resolusi gencatan senjata di Gaza

Israel Mulai Bom Rafah, 11 Orang TewasSuasana pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB. (dok. X @UN)

Sementara itu, pada Selasa lalu, Dewan Keamanan PBB (DK PBB) akhirnya mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. AS pun untuk pertama kalinya tidak mengeluarkan veto terkait gencatan senjata ini.

Dilansir laman resmi PBB, resolusi juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat untuk seluruh sandera.

Ini merupakan pertama kalinya DK PBB menyepakati resolusi di Gaza sejak perang pecah antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Dalam pemungutan suara ini, DK PBB yang beranggotakan lima negara anggota tetap dan 10 negara anggota tidak tetap ini akhirnya sepakat untuk gencatan senjata segera di Gaza, dengan 14 negara setuju dan tidak ada yang menolak, serta AS memilih untuk abstain.

“Kegagalan dalam implementasi resolusi tersebut tidak dapat dimaafkan,” ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Baca Juga: Konflik Berlanjut, Resolusi DK PBB Gak Ngefek di Gaza

2. Israel marah karena AS tidak menggunakan veto

Israel Mulai Bom Rafah, 11 Orang TewasPresiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu. (dok. X @POTUS)

Sementara itu, dalam pemungutan suara ini, AS tidak menggunakan hak vetonya melainkan memilih abstain. Pilihan AS ini membuat Israel marah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung membatalkan rencana kunjungan dua penasihat utamanya ke AS.

Sebelumnya, AS telah memveto tiga rancangan resolusi DK PBB soal gencatan senjata. Yang terbaru, AS menyodorkan resolusi gencatan senjata dan pembebasan sandera namun diveto China dan Rusia karena dianggap terlalu condong ke Israel.

3. Israel kecewa karena DK PBB tidak mengutuk penyerangan 7 Oktober

Israel Mulai Bom Rafah, 11 Orang TewasPM Israel Benjamin Netanyahu (Twitter.com/Benjamin Netanyahu)

Wakil Tetap Israel untuk PBB Gilad Erdan mempertanyakan kenapa DK PBB mendiskriminasi korban, mengingat mereka mengutuk serangan di Moskow kemarin tapi tidak mengutuk serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Warga sipil, di mana pun mereka tinggal, berhak menikmati musik dengan aman dan selamat, dan DK PBB harus memiliki kejelasan moral untuk mengutuk tindakan teror tersebut secara setara tanpa diskiriminasi,” beber Erdan.

“Sedihnya, hari ini juga, DK menolak untuk mengutuk pembantaian 7 Oktober, ini memalukan,” lanjut dia.

Erdan menambahkan bahwa selama 18 tahun terakhir, Hamas memulai serangan tanpa henti terhadap Israel dengan meluncurkan ribuan roket dan rudal tanpa pandang bulu ke warga sipil.

Baca Juga: AS Abstain di Resolusi Gencatan Senjata Gaza, MUI: di Luar Dugaan

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya