Jamaika Resmi Akui Kedaulatan Negara Palestina 

Minta gencatan senjata segera diberlakukan di Gaza

Jakarta, IDN Times - Jamaika mengumumkan secara resmi bahwa mereka mengakui kedaulatan negara Palestina. Hal ini diumumkan di rapat kabinet pemerintahan Jamaika pada Senin kemarin.

“Jamaika terus mendukung solusi dua negara sebagai solusi paling tepat untuk menyelesaikan konflik Palestina dan Israel yang berkepanjangan, menjamin keamanan Israel dan membela kehormatan serta hak rakyat Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Jamaika, Kamina Johnson Smith, dikutip dari Anadolu, Kamis (25/4/2024).

Keputusan Jamaika tersebut, lanjut dia, selaras dengan Piagam PBB yang mendukung terwujudnya saling menghargai antarbangsa dan hidup berdampingan secara damai.

Baca Juga: Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan Badan PBB untuk Palestina

1. Jamaika minta gencatan senjata segera di Gaza

Selain itu, Smith juga menegaskan kembali permintaan Jamaika terhadap gencatan senjata, pembebasan sandera dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

“Jamaikan terus mendukung semua upaya deeskalasi dan mewujudkan perdamaian berkelanjutan di kawasan serta mengajak semua pihak sadar soal konsekuensi buruk konflik dan perang yang berkepanjangan,” ungkap Smith.

2. Jumlah korban tewas mencapai 34 ribu orang

Jamaika Resmi Akui Kedaulatan Negara Palestina ilustrasi dampak serangan Israel di Gaza (Twitter.com/UNRWA)

Jumlah korban tewas di Jalur Gaza terus meningkat. Per hari ini, Kementerian Kesehatan Gaza merilis data terbaru terkait korban tewas yang mencapai 34.097 orang, termasuk 14.685 anak-anak dan 9.670 perempuan.

Sementara jumlah korban terluka mencapai 76.980 orang dan 8 ribu orang masih dinyatakan hilang.

Data ini juga termasuk 48 orang Palestina terbunuh dan 79 orang lainnya terluka di Gaza dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: Nasib Warga Rafah Tak Menentu di Tengah Gempuran Israel di Gaza 

3. Israel disebut setuju pertukaran sandera dengan Hamas

Jamaika Resmi Akui Kedaulatan Negara Palestina ilustrasi dampak serangan Israel di Gaza (Twitter.com/UNRWA)

Israel dilaporkan telah menyetujui proposal AS soal pertukaran sandera Israel dan warga Palestina, di mana Israel telah menahan sekitar 700 orang Palestina.

Namun, dalam perundingan yang dimediasi oleh Qatar ini, masih ada beberapa isu yang belum terselesaikan, termasuk masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan pengurangan militer Israel di Gaza.

Saat ini, Israel dikabarkan sedang menunggu jawaban dari Hamas, yang bisa memakan dua sampai tiga hari.

 

Baca Juga: Jamaika Siap Kirim Militer dan Polisi untuk Pulihkan Stabilitas Haiti

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya