Jepang Buang Limbah Fukushima, PTRI Wina: Sudah Dibahas di IAEA

IAEA telah menyetujui rencana jepang ini

Jakarta, IDN Times - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dilaporkan telah menyetujui rencana Jepang mengalirkan ribuan galon berisi limbah radioaktif ringan dari sisa PLTN Fukushima ke laut.

Duta Besar RI/Wakil Tetap RI untuk Austria, Damos Agusman, menyebut jika isu tersebut memang sudah menjadi bahasan di IAEA.

“Isu Fukushima ini telah menjadi pembahasan intensif di Board of Governor Meeting IAEA,” kata Damos, kepada IDN Times, Rabu (5/7/2023).

Sebelumnya, Tokyo juga telah berjanji akan bekerja sama dengan IAEA, guna memastikan keamanan dari pelepasan air radioaktif limbah PLTN Fukushima. Pembuangan akan dimulai sekitar musim panas tahun ini.

Untuk diketahui, pemerintah Jepang dan operator kompleks PLTN Fukushima Daiichi, Tokyo Electric Power Company (TEPCO), telah mempertimbangkan cara membuang air dengan aman, kendati menuai kecaman keras dari nelayan lokal dan negara tetangga, seperti Korsel dan China.

1. Sesuai dengan standar keselamatan IAEA

Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, mengatakan bahwa rencana Jepang tersebut sejauh ini konsisten dengan standar keselamatan IAEA, dengan dampak radiologis yang bisa diabaikan.

Dilansir dari laman resminya, laporan tersebut merupakan hasil kerja selama hampir dua tahun oleh Satuan Tugas IAEA, termasuk para pakar keselamatan nuklir yang diakui secara internasional.

“Berdasarkan penilaian komprehensif, IAEA telah menyimpulkan bahwa pendekatan dan kegiatan pembuangan limbah konsisten dengan standar keselamatan internasional yang relevan,” ujar Grossi ketika berkunjung ke Tokyo, kemarin.

Baca Juga: Negara Pasifik Minta Jepang Tunda Pembuangan Limbah PLTN Fukushima

2. Temui para pejabat Jepang soal pelepasan limbah Fukushima

Jepang Buang Limbah Fukushima, PTRI Wina: Sudah Dibahas di IAEAilustrasi penolakan terhadap pemnuangan air terkontaminasi di Fukushima (twitter.com/TRTWorldNow)

Selain itu, Grossi juga dijadwalkan bakal bertemu dengan sejumlah pejabat Jepang lainnya yang terlibat dalam rencana pelepasan limbah tersebut. Grossi juga bakal menyambangi PLTN Fukushima.

PLTN ini sejatinya sudah tidak beroperasi sejak Maret 2011, tepat setelah gempa bumi M 9,0 yang memicu tsunami menghantam Fukushima.

Bencana tsunami itu juga disebut sebagai yang terparah menghantam PLTN di dunia sejak Chernobyl pada tahun 1986.

3. Ditentang China dan Korea Selatan

Rencana Jepang ini mendapat tentangan keras dari China dan Korea Selatan. Dua negara ini khawatir bakal terjadi pencemaran air terutama di wilayah penangkapan ikan.

Dari Korsel, akan ada sekitar 20 ahli yang akan diterjunkan untuk melakukan inspeksi tersebut. Baik dari ahli dalam peraturan keselamatan, memeriksa pengoperasian fasilitas perawatan dan pembuangan di Fukushima, hingga yang mengamankan informasi.

Seoul dan Tokyo juga akan mengadakan konsultasi tambahan dalam beberapa hari mendatang. Direncanakan inspeksi ke Jepang akan dimulai pada 23 Mei.

Baca Juga: Ini Tindakan Korsel Sebelum Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya