Jumlah Anak Penderita Hepatitis Akut Bertambah Jadi 228 Orang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengumumkan, jumlah anak di dunia yang terinfeksi hepatitis akut menjadi 228 kasus. Puluhan kasus lainnya masih diselidiki hingga saat ini.
Sejak resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa oleh WHO, jumlah kasus hepatitis yang belum diketahui jenisnya ini terus bertambah. Tercatat, 20 negara telah melaporkan kasus ini.
Baca Juga: 3 Anak Meninggal Akibat Hepatitis Akut, Kemenkes Minta Warga Waspada
1. Jumlah kasus bertambah jadi 228
Terbaru, WHO melaporkan bahwa jumlah kasus anak yang terinfeksi menjadi 228 kasus. Berarti, kasus infeksi bertambah 58, dari yang sebelumnya hanya 170 kasus.
“Dari total 228 kasus ini berasal dari laporan 20 negara. Kasus tambahan lain sedang diselidiki,” kata Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic, dikutip dari Fox News, Rabu (4/5/2022).
2. Kemenkes tingkatkan kewaspadaan
Editor’s picks
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun telah meningkatkan kewaspadaan, terutama setelah tiga pasien anak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo, Jakarta, meninggal dunia.
Ketiga anak itu meninggal dunia diduga karena menderita hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
3. Laporan hepatitis akut di awal April 2022
WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris mengenai 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (acute hepatitis of unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Kasus terbanyak ditemukan di Inggris yaitu 114 kasus. Negara lain yang juga melaporkan kasus hepatitis akut misterius yaitu Spanyol (13), Israel (12), Amerika Serikat (9), Denmark (6), Irlandia (< 5), Belanda (4), Italia (4), Norwegia (2), Prancis (2), Rumania (1), dan Belgia (1).
Baca Juga: Kemenkes: Kasus Hepatitis Akut Bukan Karena Vaksin COVID-19