Kematian Akibat COVID-19 di Shanghai Meningkat Jadi 17 Kasus 

Kematian ini terjadi di tengah lockdown di Shanghai, China

Jakarta, IDN Times - Kasus kematian akibat virus COVID-19 di Shanghai, China, kian bertambah. Kini, kasus kematian di kota pusat bisnis itu menjadi 17.

Kasus kematian ini terjadi di tengah penguncian wilayah atau lockdown di Shanghai, yang telah ditetapkan sejak akhir Maret lalu.

Baca Juga: Shanghai Masih Lockdown, KJRI Shanghai Pantau WNI 

1. Virus COVID-19 menyebar dengan cepat

Kematian Akibat COVID-19 di Shanghai Meningkat Jadi 17 Kasus Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Walaupun telah diberlakukan lockdown, virus COVID-19 di Shanghai dilaporkan menyebar dengan cepat.

Setidaknya, lebih dari 400 ribu kasus positif COVID-19 tercatat di kota ini sejak akhir Maret.

Dilansir Channel News Asia, Rabu (20/4/2022), Pemerintah Kota Shanghai menyebutkan, ada lebih dari 18 ribu kasus positif baru, tanpa gejala.

2. Pemerintah Kota Shanghai mengonfirmasi 17 kasus kematian

Kematian Akibat COVID-19 di Shanghai Meningkat Jadi 17 Kasus unsplash.com/Steve Long

Saat ini, Shanghai telah mengonfirmasi bahwa ada 17 kasus kematian. Namun, warga mempertanyakan angka tersebut mengingat tingkat vaksinasi di China cukup rendah untuk lansia.

Pada hari ini dilaporkan ada 7 kasus kematian baru di mana mereka memiliki penyakit bawaan seperti kanker, paru-paru, dan diabetes.

Pejabat Kota Shanghai mengatakan, 5 dari 7 kasus tersebut adalah lansia berusia di atas 70 tahun.

3. KJRI Shanghai pantau WNI

Kematian Akibat COVID-19 di Shanghai Meningkat Jadi 17 Kasus Perawat berjalan di kamar karantina untuk pasien virus korona baru berlokasi di gedung A2 milik Shanghai Public Clinical Center. (ANTARA FOTO/Noel Celis/Pool via REUTERS)

Dengan meningkatnya kasus COVID-19 di Shanghai dan diberlakukannya lockdown, KJRI Shanghai tetap memantau para WNI yang tinggal di sana. Berdasarkan data KJRI, ada sekitar 300 WNI tinggal di Shanghai.

Kepada IDN Times, Konsul Jenderal RI untuk Shanghai Deny W. Kurnia mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan WNI yang kesulitan mencari bahan makanan sejak Shanghai menetapkan lockdown.

Deny menambahkan, mayoritas WNI yang berada di Shanghai merupakan pebisnis atau karyawan perusahaan. Mereka juga kerap membantu WNI lain yang kesulitan.

Baca Juga: Shanghai Lockdown, Ketua Satgas IDI Minta Pemerintah Jangan Jemawa 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya