Kemlu: Tidak Ada WNI Jadi Korban Kerusuhan di Ekuador
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Judha Nugraha, mengonfirmasi tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kerusuhan yang terjadi di Ekuador.
Ekuador dalam kondisi darurat usai kerusuhan yang dipicu geng bersenjata terjadi di Kota Guayaquil. Krisis dimulai ketika polisi melaporkan salah satu bos narkoba paling berkuasa di negara tersebut, Jose Adolfo Macias yang biasa dikenal dengan nama Fito, kabur dari penjara La Regional di Kota Guayaquil.
“Berdasarkan komunikasi dengan komunitas WNI, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban,” kata Judha, dalam keterangannya, Jumat (12/1/2024).
1. Ada 48 WNI yang tinggal di Ekuador
Dalam catatan KBRI Quito, total WNI yang berada di wilayah Ekuador saat ini sebanyak 48 orang. Sebagian adalah WNI yang berprofesi sebagai Paderi/Misionaris yang tersebar di wilayah terpencil diluar dari wilayah Guayaquil.
“Sementara itu sebagian lainnya adalah staf dan keluarga KBRI yang bermukim di ibu kota Quito,” ucap Judha.
Baca Juga: Peru Selidiki Dugaan Senjatanya Digunakan Geng Kriminal di Ekuador
2. Ada 1 WNI yang tinggal di Guayaquil
Editor’s picks
Secara khusus, KBRI Quito juga telah memonitor kondisi WNI di Guayaquil, di mana satu WNI perempuan tercatat menetap di wilayah tersebut. Namun, saat ini yang bersangkutan terpantau tengah berada di luar wilayah wilayah Ekuador.
“KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan juga menyusun rencana kontinjensi untuk antisipasi jika terjadi eskalasi yang semakin memburuk,” ungkap Judha.
3. Sepuluh orang tewas
Setidaknya 10 orang tewas dalam serangan geng bersenjata di Ekuador ini. Delapan orang di antara korban tewas merupakan korban dari gangster yang melancarkan gelombang teror di seluruh negeri dan beberapa penjara dalam serangan di Guayaquil.
Dua petugas yang tewas dibunuh dengan kejam oleh pelaku bersenjata di kota Nobol.
“Pihak berwenang mengatakan setidaknya ada 23 insiden kekerasan berbeda di delapan provinsi, termasuk sejumlah bom mobil yang meledak,” lapor Alessandro Rampietti dari Al Jazeera dari ibu kota, Quito.
Baca Juga: Ekuador Akan Pulangkan Ribuan Narapidana ke Kolombia